.png)
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno bakal menyiapkan lowongan pekerjaan PPSU untuk pelaku tawuran. -Cahyono-
fin.co.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno bakal menyiapkan lowongan pekerjaan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk para pelaku tawuran.
Menurut Rano, masalah utama tawuran di Jakarta adalah karena faktor ekonomi.
Hal ini diketahui setelah Rano berkunjung ke wilayah Cipinang, Jakarta Timur yang menjadi salah satu lokasi dengan angka tawuran tertinggi.
"Kemarin kita ketemu dengan kelompok-kelompok itu, yuk kita ngobrol permasalahan apa sih? Inti permasalahan misalnya ekonomi, banyak yang tidak kerja, putus sekolah banyak, ah yuk kita ciptakan (lapangan kerja), memang tugas kita menciptakan itu," kata Rano di kawasan Kota Tua dikutip Minggu, 9 Maret 2025.
Rano pun bertekad menciptakan 500 ribu lapangan pekerjaan baru di Jakarta. Salah satunya dengan menyediakan lowongan PPSU.
"Kemarin saya sampaikan Jakarta akan menciptakan 500 ribu lapangan kerja, misalnya PPSU," ucap Bang Doel sapaan akrabnya.
Rano pun akan mengubah sayarat untuk mendaftar PPSU agar lebih mudah diakses oleh para pelaku tawuran.
Baca Juga
Kata Rano, sebelumnya untuk mendaftar PPSU minimal harus lulusan SMP akan diubah menjadi hanya bisa membaca dan menulis.
"PPSU itu kan pasukan orang yang kamu pasti lihat dulu mungkin ijazah SMP, besok gak perlu, gak perlu pakai ijazah, yang penting bisa baca tulis cukup," katanya.
Meski begitu Rano menegaskan, PPSU bukan pekerja rendahan karena memiliki gaji setara dengan upah minimum regional (UMR).
"PPSU itu kan cuma pekerja, bukan pekerja rendah tapi mereka gajinya UMR jadi bukan dilihat sebelah mata," tegasnya.
Dengan begitu, Rano berharap para pelaku tawuran yang didomunasi pengangguran akibat putus sekolah bisa bekerja menjadi PPSU.
Selain masalah ekonomi lanjut Rano, tawuran di Jakarta juga digunakan sebagai konten di media sosial.
Jika ini dibiarkan, Rano khawatir akan menjadi contoh tidak baik bagi remaja dan pelajar.
"Ada informasi tawuran itu malah buat kepentingan konten. Mengerikan kalau kita lihat kalau kita telusurin, kuatir nanti dicontoh. Itu adalah satu hal yang tidak baik," pungkasnya.
