Internasional . 03/05/2025, 10:43 WIB
Penulis : Afdal Namakule | Editor : Afdal Namakule
fin.co.id - Ribuan orang di Chile dan Argentina harus dievakuasi setelah gempa berkekuatan 7,4 mengguncang wilayah lepas pantai selatan Chile, Jumat pagi 2 Mei 2025 waktu setempat.
Sempat muncul peringatan tsunami, tapi untungnya dicabut beberapa jam kemudian.
Menurut Pusat Seismologi Nasional Chile, gempa ini terjadi sekitar pukul 09.58 waktu lokal (13.58 GMT atau 20:58 WIB), tepatnya di Selat Drake, yang lokasinya ada di antara Tanjung Horn dan Antarktika.
Pusat gempanya sekitar 219 km dari Ushuaia, Argentina—kota yang dikenal sebagai kota paling selatan di dunia. Data dari USGS menyebutkan gempa ini tergolong dangkal, karena hanya berada di kedalaman 10 kilometer.
Walaupun status peringatan tsunami sudah dicabut, pihak berwenang di Chile tetap meminta masyarakat untuk tetap waspada. Air laut diperkirakan masih bisa naik, jadi situasi terus dipantau.
Diperkirakan gelombang setinggi tiga meter bisa menghantam pesisir Chile sepanjang hari.
Presiden Chile, Gabriel Boric, langsung menyerukan agar warga segera mengungsi dari wilayah pesisir di seluruh Region Magallanes.
“Kami mengimbau masyarakat di seluruh wilayah pesisir Region Magallanes untuk evakuasi,” ujar Boric.
“Saat ini, kewajiban kita adalah bersikap proaktif dan mematuhi imbauan otoritas.”
Badan Penanggulangan Bencana Nasional Chile (Senapred) melaporkan bahwa lebih dari 1.700 orang sudah dievakuasi ke daerah yang lebih tinggi, khususnya di kawasan yang penduduknya jarang seperti Puerto Williams dan Puerto Natales.
Nggak cuma gempa utama, ternyata juga terjadi sekitar 20 gempa susulan di area yang terdampak.
Di media sosial, tersebar video yang menunjukkan adanya longsor di Bukit Famantina, Pegunungan Andes, Argentina.
Sampai sekarang, belum ada laporan soal korban jiwa atau kerusakan besar.
Chile sendiri memang berada di zona rawan gempa, yaitu di Cincin Api Pasifik—wilayah yang jadi biang keladi sekitar 90 persen aktivitas gempa di dunia.
PT.Portal Indonesia Media