Viral . 18/06/2025, 06:26 WIB

Viral, Prabowo Tolak Bersalaman dengan Bahlil, Gegara Tambang Raja Ampat?

Penulis : Afdal Namakule  |  Editor : Afdal Namakule

fin.co.id - Sebuah kejadian menarik perhatian publik di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Minggu sore, 15 Juni 2025. Saat Presiden RI Prabowo Subianto hendak bertolak ke Singapura dalam rangka kunjungan kerja, sebuah momen tak biasa terekam dan menjadi bahan pembicaraan hangat di media sosial.

Dalam video yang beredar, Prabowo—yang selama ini dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang tegas namun akrab terhadap para pejabat—terlihat tidak menunjukkan gestur bersalaman kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.

Sejumlah tokoh penting Kabinet Merah Putih hadir untuk melepas keberangkatan Presiden, termasuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, serta Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

Presiden sempat menjabat tangan mereka satu per satu. Namun, saat mendekati Bahlil, ia justru mengangkat tangan seolah memberi isyarat ke atas sambil mengucapkan sesuatu—tanpa mengulurkan tangan untuk berjabat.

Raut wajah Prabowo terlihat serius dan dingin, tanpa ekspresi senyum yang biasanya menyertai momen serupa. Bahlil pun hanya berdiri terdiam, memperhatikan tindakan atasannya itu dengan ekspresi yang sulit dibaca.

Cuplikan video dan foto kejadian ini dengan cepat menyebar luas di berbagai platform digital, mulai dari Instagram hingga X (dulu dikenal sebagai Twitter). Salah satu akun yang turut mengunggah momen tersebut adalah @jhonsitorus_19.

"Presiden Prabowo terlihat menolak salaman dengan Bahlil. Prabowo juga tak melihat wajah Gibran saat bersalaman. Presiden tampaknya mulai ga mau ABS lagi." tulia akun jhonsitorus_19 di X.

Adapun istilah ABS yang dimaksud di sini merujuk pada istilah “asal bapak senang”- sebuah sindiran untuk budaya menjilat atasan.

Komentar netizen pun bermunculan dengan berbagai tafsir. Akun @moh**** menulis, "Dari gesturenya, sepertinya blio bilang gini: Bahlil, kamu langsung ke atas saja temui Allah," yang bernada sarkastik dan mencoba menebak percakapan diam-diam tersebut.

Sementara akun @sus**** menyindir, "Bukan hal yg istimewa cuma menolak salaman, kalau stop tambang di Raja Ampat diberhentikan semua tanpa pengecualian baru pantas untuk dipuji. Suruh Jokowi tunjukkan ijazah aslinya, pecat Tito demi Aceh. Koruptor dihukum mati, tarik semua kekayaannya dan anak turunannya diasingkan." .

Komentar ini memperluas topik menjadi kritik terhadap kebijakan tambang dan pemerintahan sebelumnya.

Ada pula yang mempersoalkan keberanian dan ketegasan Prabowo. Akun @ase**** berkomentar, "Presiden kesel tapi gak berani sama Mulyono," sementara @koh**** menyebut, "Cuma gak salaman doang gak berarti tegas lah! Tegas itu kalau dia berani COPOT dan PECAT semua menteri yg kerjanya ngaco, bikin gaduh, gak berkualitas, orangnya Jokowi! Itu baru TEGAS!!!"

Respons publik terhadap kejadian ini menunjukkan bahwa peristiwa tersebut tak sekadar soal enggannya Presiden Prabowo bersalaman. Banyak warganet menafsirkan tindakan itu sebagai cerminan pesan yang lebih dalam—mulai dari bentuk kekecewaan pribadi, manuver politik, hingga teguran halus terhadap etika atau kinerja.

Kendati belum ada pernyataan resmi dari Istana yang menjelaskan arti di balik gestur tersebut, berbagai spekulasi terus bermunculan. Tak sedikit yang mengaitkannya dengan isu-isu nasional, seperti pengelolaan tambang, pemberantasan korupsi, hingga sorotan terhadap kompetensi sejumlah menteri dalam Kabinet Merah Putih.

Fenomena ini menggarisbawahi betapa peka publik, terutama para pengguna media sosial, terhadap simbol dan bahasa tubuh para pemimpin. Sebuah gestur kecil seperti tidak menjabat tangan pun bisa berkembang menjadi pembahasan besar karena dianggap menyimpan makna tersembunyi.

Share artikel ini :

TERKINI

TERPOPULER

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

Email:fajarindonesianetwork@gmail.com