Bisik Disway . 11/08/2025, 09:00 WIB
Penulis : Afdal Namakule | Editor : Afdal Namakule
Pemerintah meluncurkan Cek Kesehatan Gratis (CKG) berskala nasional untuk 53,8 juta siswa. Dari Sabang sampai Merauke. Mulai masalah mata, gigi, dan anemia, hingga kesehatan mental anak. Anggarannya Rp3,4 Triliun. Ini merupakan program kesehatan terbesar sepanjang sejarah pendidikan Indonesia.
-------------------------------------
SUASANA pagi yang cerah di awal Agustus 2025 membawa perubahan unik di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Biasanya, pondok ini dipenuhi oleh lantunan ayat suci dan aktivitas pengajian, namun pagi itu berubah menjadi pusat layanan medis. Ramai dengan aktivitas, santri-santri berbaris rapi menunggu giliran pemeriksaan kesehatan tanpa perlu menggunakan BPJS atau surat rujukan, karena semua layanan disediakan secara gratis.
Para tenaga kesehatan terlihat sibuk menyiapkan alat-alat medis seperti tensimeter, jarum suntik, dan stetoskop. Sementara itu, santri dengan penuh rasa ingin tahu mengenal alat-alat tersebut, beberapa tampak malu saat diperiksa, namun semuanya dilayani dengan ramah dan penuh perhatian.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digelar sebagai hadiah khusus menjelang perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80. Program ini tidak hanya disambut antusias oleh para siswa, tetapi juga oleh orang tua dan berbagai pihak terkait.
Inisiatif ini menunjukkan pergeseran paradigma dalam sistem kesehatan Indonesia, dari pendekatan yang bersifat kuratif atau pengobatan, ke pendekatan preventif yang menekankan pencegahan. Meski bukan program pertama, sebelumnya pemerintah telah menjalankan CKG untuk anak usia 0-6 tahun dan masyarakat dewasa 18 tahun ke atas pada Februari 2025.
Kini, perhatian pemerintah tertuju pada kelompok anak usia sekolah 7-17 tahun, dengan target besar mencakup 53,8 juta siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA, SMK, madrasah, pesantren, hingga sekolah luar biasa (SLB).
Program ini dirancang sebagai investasi masa depan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, di mana bangsa Indonesia memiliki sumber daya manusia yang unggul secara fisik dan mental, siap menghadapi tantangan global.
Pemerintah juga menargetkan kunjungan ke 282.317 satuan pendidikan oleh tim medis profesional, dengan pendekatan fleksibel yang dimulai lebih awal di sekolah-sekolah berasrama guna memastikan pemeriksaan berjalan efektif dan tepat waktu.
"Karena sekolah rakyat itu adalah sekolah berasrama.Jadi kita mulainya duluan. Sudah dilakukan cek kesehatan gratis sekolah rakyat di 72 sekolah," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Hasil awal dari pemeriksaan ini memberikan gambaran berharga. Budi Gunadi menyoroti 3 masalah kesehatan paling umum yang ditemukan pada anak-anak.
“Saya terkejut. Ternyata banyak anak-anak kita memiliki masalah gigi, mata, dan kecemasan akibat penggunaan gadget,” imbuhnya.
Menurutnya, temuan ini menjadi alarm bagi semua pihak. Karena kesehatan anak di era modern jauh lebih kompleks dari yang dibayangkan.
PT.Portal Indonesia Media