Nasional . 25/09/2025, 09:03 WIB
Penulis : Sigit Nugroho | Editor : Sigit Nugroho
fin.co.id - Gerakan mahasiswa selalu punya tempat penting dalam sejarah Indonesia. Namun, ada satu masalah yang sering bikin sorotan publik jadi miring, yaitu aksi anarkisme yang justru merugikan banyak pihak. Hal inilah yang kemudian ditegaskan oleh BEM PTNU Se-Nusantara dalam sikapnya baru-baru ini.
Presidium Nasional BEM PTNU Se-Nusantara, Achmad Baha’ur Rifqi, dengan tegas menyatakan penolakan terhadap segala bentuk tindakan anarkis dalam gerakan mahasiswa. Pernyataan ini ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam acara bertajuk “Panggung Mahasiswa Bersama Rakyat: Suara-Suara Rakyat Anti Anarkisme” yang digelar di Taman Proklamator, Jakarta, Selasa (23/09/2025).
“Mahasiswa hadir sebagai penyalur aspirasi rakyat dengan cara yang bermartabat. Aksi anarkis merusak fasilitas umum dan mencederai nilai kebangsaan. Anarkisme hanya akan melemahkan gerakan mahasiswa itu sendiri,” tegas Baha di hadapan para peserta.
Menurut Baha, perjuangan mahasiswa seharusnya berlandaskan prinsip moral, intelektual, serta nilai kebangsaan. Mahasiswa harus mampu menghadirkan solusi nyata dan alternatif bagi bangsa, bukan malah terjebak dalam tindakan destruktif. “Kritik tetap penting, tapi harus disampaikan dengan cara santun dan etis,” tambahnya.
Baha menekankan bahwa demonstrasi adalah hak demokrasi yang sah, tapi harus tetap dijaga agar tidak berubah menjadi aksi kekerasan. Dengan begitu, gerakan mahasiswa tidak kehilangan makna perjuangannya sebagai wakil suara rakyat.
Melalui sikap anti-anarkisme ini, BEM PTNU Se-Nusantara ingin mengarahkan gerakan mahasiswa untuk lebih produktif, solutif, dan bernilai. Harapannya, gerakan ini tidak hanya lantang dalam menyuarakan kritik, tapi juga memberi kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa.
“Gerakan mahasiswa harus berakar pada nilai kebangsaan dan keislaman. Dengan begitu, mahasiswa bisa hadir sebagai penjaga demokrasi sekaligus mitra kritis pemerintah dalam memperbaiki bangsa,” jelas Baha.
Sejak dulu mahasiswa dikenal sebagai agen perubahan yang selalu berdiri di garis depan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Namun, bila gerakan tercoreng anarkisme, kepercayaan publik bisa luntur. Karena itu, BEM PTNU menilai penting untuk menegaskan posisi mahasiswa agar tetap bermartabat dan konstruktif dalam menyampaikan kritik.
Pernyataan tegas ini juga menjadi pengingat bahwa peran mahasiswa tidak boleh terjebak hanya dalam retorika atau unjuk rasa yang berujung rusuh. Sebaliknya, mahasiswa harus mampu membawa gagasan, solusi, dan arah baru bagi bangsa. (*)
PT.Portal Indonesia Media