Nasional . 15/11/2025, 13:52 WIB
Penulis : Tuahta Aldo | Editor : Tuahta Aldo
fin.co.id - Keraton Kasunanan Surakarta kembali jadi sorotan publik, setelah proses jumenengan (penobatan) raja baru berlangsung di tengah situasi internal yang sempat memanas.
Putri Paku Buwono (PB) XIII sekaligus juru bicara Keraton Solo, GKR Timoer Rumbaikusuma Dewayani memastikan, seluruh rangkaian jumenengan Paku Buwono XIV berjalan sesuai pakem adat.
"Sangat sesuai dengan paugeran, karena saya sudah menyiapkan dari lama mana-mana yang harus dikumpulkan atau ditetapkan untuk menjadi sesuatu yang sah ketika pengangkatan seorang raja," ungkap Timoer Rumbaikusuma Dewayani.
GKR Timoer yang akrab disapa GKR Rumbay menegaskan, bahwa Gusti Purbaya sudah sah menyandang gelar Paku Buwono XIV.
"Intinya Sinuhun (PB XIV) berjanji untuk membuat keraton lebih baik, bersama dengan para kerabat dan pecinta budaya. Berjanji untuk tetap bersama negara Indonesia, untuk memajukan Keraton Surakarta," ucapnya.
Ia menyebut pembacaan Sabda Dalem oleh Gusti Purbaya merupakan bentuk deklarasi resmi sebagai penerus tahta setelah wafatnya PB XIII.
Selain itu, Purbaya juga telah mengucap sumpah untuk memimpin dan menjaga Keraton.
Namun di balik pengukuhan tersebut, proses suksesi Keraton Solo memang tak lepas dari konflik. Pertikaian bermula usai SISKS Paku Buwono XIII wafat.
Sesaat sebelum jenazah dimakamkan, putra bungsunya KGPH Purbaya terlebih dahulu mengumumkan diri sebagai raja baru dengan gelar PB XIV.
Tidak berhenti di situ, selang sepekan kemudian, KGPH Mangkubumi, putra PB XIII lainnya, ikut mendeklarasikan diri sebagai raja baru juga dengan gelar PB XIV.
Kondisi ini menimbulkan dugaan dualisme kepemimpinan di Keraton Solo dan memancing perhatian masyarakat serta pemerhati budaya Jawa.
PT.Portal Indonesia Media