Ekonomi . 26/02/2025, 17:59 WIB
Penulis : Sigit Nugroho | Editor : Sigit Nugroho
fin.co.id – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi meluncurkan layanan Bank Emas dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Dengan peresmian ini, BSI menjadi bank syariah pertama yang menghadirkan layanan bank emas di Indonesia. Langkah ini menjadi tonggak sejarah dalam pengembangan ekosistem keuangan syariah yang lebih inklusif dan modern.
Dalam peresmian di Gade Tower, Presiden Prabowo menegaskan bahwa kehadiran Bank Emas merupakan kebijakan strategis pemerintah untuk memperkuat kemandirian ekonomi nasional. “Indonesia memiliki cadangan emas terbesar keenam di dunia, dengan produksi yang meningkat dari 100 ton per tahun menjadi 160 ton. Kini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, kita memiliki bank emas yang akan memperkuat ekosistem keuangan syariah dan meningkatkan cadangan emas nasional,” ungkapnya.
Menteri BUMN, Erick Thohir, menekankan bahwa pendirian Bank Emas menandai keseriusan pemerintah dalam membangun ekosistem emas yang kuat. Saat ini, Indonesia memiliki cadangan emas sekitar 2.600 ton, tetapi emas batangan yang tersimpan di dalam negeri baru mencapai 201 ton. Erick optimistis bahwa dalam lima tahun ke depan, melalui BSI, cadangan emas Indonesia dapat meningkat secara signifikan.
“Kami melihat ada potensi besar di masyarakat, di mana sekitar 1.800 ton emas disimpan secara mandiri. Dengan hadirnya Bank Emas Syariah, masyarakat dapat menyimpan dan mengelola emas mereka melalui sistem keuangan yang aman dan transparan,” jelas Erick.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa BSI telah memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat OJK No. S-53/PB.22/2025 pada 12 Februari 2025. Izin tersebut mencakup layanan Penitipan Emas dan Perdagangan Emas, yang akan segera diperluas ke layanan Pembiayaan Emas dan Penyimpanan Emas.
Hery menambahkan bahwa layanan Bank Emas ini akan semakin melengkapi ekosistem investasi emas BSI yang telah ada, seperti Gadai Emas, Cicil Emas, dan BSI Emas Digital. Saat ini, total emas kelolaan BSI telah mencapai 17,5 ton, dengan target pertumbuhan yang lebih tinggi dalam lima tahun ke depan.
“Melalui platform digital BYOND by BSI, masyarakat dapat berinvestasi emas mulai dari 0,05 gram atau kurang dari Rp100.000. Dengan layanan yang inklusif dan digital, investasi emas bisa diakses kapan saja dan di mana saja,” ujarnya.
Sebagai pionir Bank Emas di Indonesia, BSI menghadirkan berbagai layanan inovatif, di antaranya:
BSI Emas Digital: Memungkinkan nasabah berinvestasi emas secara digital dengan mudah dan aman.
BSI Gold: Produk emas batangan dengan kualitas 99,99% bersertifikat MUI dan SNI.
BSI ATM Emas: Layanan pertama di Indonesia yang memungkinkan nasabah menarik dan membeli emas melalui ATM khusus.
Selain itu, BSI memiliki lebih dari 110.000 agen di seluruh Indonesia, yang siap melayani kebutuhan transaksi emas nasabah.
Hery optimistis bahwa kehadiran Bank Emas akan menjadi game changer dalam industri keuangan syariah. “Saat ini, omzet bisnis emas di BSI mencapai Rp28,7 triliun, dengan potensi volume transaksi setara 250 ton dalam lima tahun ke depan. Kami berkomitmen untuk menghadirkan one-stop solution bagi masyarakat yang ingin berinvestasi emas secara syariah,” katanya.
Dengan semakin kuatnya ekosistem emas nasional, kehadiran Bank Emas diharapkan tidak hanya meningkatkan cadangan emas Indonesia tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian dan memperdalam sektor keuangan syariah di Tanah Air. (*)
PT.Portal Indonesia Media