Megapolitan . 09/04/2025, 19:18 WIB
Penulis : Mihardi | Editor : Mihardi
fin.co.id - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membuka 5 rute baru TransJabodetabek untuk mengurangi kendaraan pribadi masuk ke Jakarta. Dengan berkurangnya kendaraan pribadi dari wilayah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi masuk ke Jakarta maka hal itu akan mengurangi kemacetan.
"Jadi pemerintah Jakarta sudah memutuskan akan membuka lima rute baru, dua rute yang berhubungan secara langsung dengan Tangerang dan Tangerang Selatan," kata Pramono usai bertemu dengan Gubernur Banten Andra Soni di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu 9 April 2025.
Menurutnya, pembukaan rute TransJabodetabek ini sebagai upaya mengurangi kemacetan di Jakarta. Diharapkan, masyarakat dari Bodetabek beralih dari kendaraan pribadi ke TransJabodetabek saat hendak beraktivitas di Jakarta.
"Ini sebagai bagian dari perluasan apa yang kami sebut dengan TransJabodetabek. Karena memang tidak bisa Jakarta itu menyelesaikan persoalan macetnya dengan Jakarta sendiri," kata Pramono.
Kemudian, Pramono bersama Gubernur Banten Andra Soni juga bakal mengembangkan sistem transportasi JakLingko. "JakLingko akan lebih kami kembangkan untuk menjadi di luar Jakarta sebagai supporting system dari transportasi secara keseluruhan," katanya.
Nantinya, kata dia, di terminal JakLingko maupun TransJabodetabek akan disediakan lahan parkir yang luas. Sehingga masyarakat bisa memarkirkan kendaraan pribadinya lalu melanjutkan menggunakan teansportasi umum untuk masuk ke Jakarta.
"Nanti ada yang namanya Park and Ride, tempat untuk parkir yang besar sehingga orang kemudian masuk ke Jakarta dengan transportasi publik yang sudah disiapkan," sambungnya.
Selain TransJabodetabek, Pramono juga terus mendorong pembangunan MRT hingga ke Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten.
"Kami akan terus mendorong supaya MRT tidak hanya berhenti di Lebak Bulus, tetapi juga akan diperluas, diperpanjang sampai dengan Balaraja. Kalau itu bisa terjadi maka akan sangat mengurangi kemacetan orang untuk menggunakan kendaraan pribadi masuk ke Jakarta," terangnya.
Menurut Pramono, kemacetan parah selalu terjadi pada pagi dan sore hari saat masyarakat dari berbagai wilayah penyangga masuk dan keluar Jakarta. "Karena memang seperti yang pertama kali saya sampaikan persoalan serius Jakarta ini adalah ketika pagi hari dan sore hari, Masyarakat masuk dan keluar Jakarta," pungkasnya.
(Cahyono)
PT.Portal Indonesia Media