Internasional . 23/04/2025, 10:09 WIB
Penulis : Afdal Namakule | Editor : Admin
f in.co.id - Sebanyak 28 orang dilaporkan meninggal dunia dalam serangan kelompok bersenjata yang terjadi di di kawasan Kashmir yang berada di bawah kendali India pada Selasa 22 April 2025.
Aksi penembakan tersebut terjadi di kawasan wisata Baisaran, Pahalgam, yang terletak di bagian selatan Kashmir.
Lokasi ini hanya dapat dicapai dengan berjalan kaki dan biasanya dipadati pengunjung selama musim wisata. Pihak berwenang menggambarkan insiden ini sebagai salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.
“Tim medis segera dikerahkan dan proses evakuasi korban langsung dilakukan,” ujar militer India. Mereka juga menyatakan bahwa operasi pencarian sedang berlangsung bersama kepolisian, dengan fokus penuh untuk menangkap para pelaku.
Mayoritas korban merupakan warga India dari berbagai wilayah, meski hingga kini belum ada informasi resmi yang dirilis terkait identitas mereka.
Setelah menerima laporan mengenai insiden tersebut, Menteri Dalam Negeri Amit Shah segera berangkat ke Srinagar dan bertemu dengan pejabat keamanan setempat.
Akibat insiden tersebut, Perdana Menteri India Narendra Modi terpaksa mempersingkat kunjungan kenegaraannya ke Arab Saudi, sebagaimana disampaikan sejumlah pejabat kepada kantor berita Anadolu.
Modi diketahui tiba di Jeddah pada dini hari Selasa 22 Paril untuk melaksanakan kunjungan selama dua hari. Namun, pejabat pemerintah India menyatakan bahwa ia akan kembali ke tanah air lebih cepat dari jadwal, yakni pada Rabu 23 April hari ini.
Serangan ini terjadi bersamaan dengan kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat, JD Vance, yang sedang berada di India dalam rangka lawatan empat hari. Ia turut menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.
Presiden AS Donald Trump juga dilaporkan menghubungi Modi tak lama setelah insiden terjadi untuk menyampaikan “belasungkawa terdalam” atas jatuhnya korban sipil, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri India.
Wilayah Himalaya yang diperebutkan sepenuhnya oleh India dan Pakistan namun dikendalikan sebagian oleh masing-masing negara ini telah lama menjadi titik panas konflik sejak dimulainya pemberontakan bersenjata anti-India pada tahun 1989. Meski demikian, serangan terhadap wisatawan terbilang jarang terjadi.
Sebagai catatan, pada Juni tahun lalu, serangan terhadap bus peziarah Hindu menyebabkan kendaraan tersebut terperosok ke jurang, menewaskan sembilan orang.
Pada tahun 2019, pemerintah India menghapus status khusus wilayah Kashmir dan memecahnya menjadi dua wilayah administrasi federal: Jammu dan Kashmir, serta Ladakh.
Merespons insiden terbaru ini, sejumlah kelompok di Jammu dan Kashmir menyerukan aksi mogok massal pada Rabu sebagai bentuk protes.
PT.Portal Indonesia Media