Nasional . 09/05/2025, 09:05 WIB

PHK Massal? Kegagalan Pemerintah Membangun SDM yang Lebih Cerdas di Tanah Air Indonesia!

Penulis : Aries Setianto  |  Editor : Aries Setianto

fin.co.id - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali menjadi momok di Indonesia. Namun, menurut para ekonom, fenomena ini bukan sekadar dampak siklus ekonomi biasa, melainkan pertanda masalah struktural yang jauh lebih kompleks.

Freesca Syafitri, Pengamat Kebijakan Publik dan Ekonomi sekaligus Dosen FEB UPNVJ, menyoroti bahwa krisis kali ini berbeda dengan krisis moneter 1998. "Dulu, Indonesia tumbang karena tekanan utang dan gejolak eksternal. Sekarang, kita justru terpuruk karena gagal membangun fondasi ekonomi berbasis inovasi dan produktivitas," ujarnya.

Bukan Disrupsi Teknologi, Tapi Kegagalan Ekosistem Digital

Freesca menegaskan bahwa penyebab PHK massal saat ini tidak bisa sepenuhnya disalahkan pada disrupsi teknologi atau ketidakpastian global. Masalah utamanya terletak pada kebijakan domestik yang abai terhadap pembangunan ekosistem digital yang sehat dan berkeadilan.

"Subsidi masih mengalir ke sektor-sektor tradisional yang tidak berorientasi masa depan, sementara anggaran riset dan pengembangan (R&D) sangat minim. Bahkan, sektor media sebagai pilar literasi publik mulai kolaps akibat tekanan ekonomi," paparnya.

Indonesia di Persimpangan Jalan

Menurut Freesca, Indonesia kini berada di titik kritis: tetap bertahan di zona nyaman dengan ekonomi berbasis sumber daya alam, atau bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi berbasis inovasi dan produktivitas.

Namun, transformasi tidak akan terjadi jika pemerintah dan masyarakat terus mengabaikan krisis dengan euforia semu. "Kita butuh keberanian untuk mengakui bahwa PHK massal ini adalah alarm. Saatnya menata ulang fondasi ekonomi dengan menjadikan inovasi dan keberlanjutan sebagai prioritas," tegasnya.

Solusi: Keluar dari Zona Nyaman

Freesca menyarankan tiga langkah mendesak:

  1. Realisasi anggaran riset  – Alokasikan dana yang memadai untuk pengembangan teknologi dan SDM.

  2. Reformasi subsidi  – Alihkan subsidi dari sektor tidak produktif ke penguatan ekosistem digital.

  3. Dukungan pada sektor media  – Media yang sehat diperlukan untuk meningkatkan literasi publik dan transparansi kebijakan.

Kesimpulan

Gelombang PHK bukan sekadar persoalan lapangan kerja, melainkan cermin kegagalan sistemik. Jika Indonesia ingin keluar dari krisis ini, diperlukan perubahan paradigma—dari ekonomi berbasis konsumsi menuju ekonomi berbasis inovasi. Tanpa langkah nyata, PHK massal hanya akan menjadi awal dari krisis yang lebih dalam.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

Email:fajarindonesianetwork@gmail.com