Ekonomi . 15/05/2025, 08:05 WIB

Subsidi Energi 2025: Strategi Pemerintah Hadapi Harga Global dan Jaga Daya Beli

Penulis : Sigit Nugroho  |  Editor : Sigit Nugroho

fin.co.id - Subsidi Energi 2025 jadi perbincangan hangat belakangan ini. Apa strategi pemerintah tahun ini untuk mengamankan pasokan dan menjaga daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian global?

Subsidi Energi 2025 jadi sorotan utama kebijakan fiskal nasional. Pemerintah menyiapkan anggaran jumbo untuk menjaga stabilitas harga bahan bakar, listrik, dan LPG. Kebijakan ini bukan semata soal angka, tapi menyangkut ketahanan energi sekaligus perlindungan sosial. Dengan kondisi geopolitik dunia yang masih bergejolak, strategi subsidi perlu disesuaikan agar tetap tepat sasaran.

Seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Keuangan, alokasi subsidi energi 2025 mencapai Rp349,9 triliun. Angka ini naik dibandingkan tahun sebelumnya dan mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga harga energi tetap terjangkau.

Fokus ke Subsidi BBM, Listrik, dan LPG

Pemerintah memfokuskan subsidi energi 2025 ke tiga sektor utama: BBM, listrik, dan LPG 3 kg. Ketiganya langsung bersentuhan dengan kebutuhan harian masyarakat.

Menurut laporan APBN 2025, subsidi BBM diproyeksikan mencapai Rp113 triliun, listrik Rp88 triliun, dan LPG sekitar Rp148 triliun. Skema subsidi juga didesain lebih terarah, dengan rencana memperkuat data penerima berbasis DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial).

Langkah ini penting agar subsidi tidak dinikmati kelompok masyarakat mampu. Pemerintah terus mengembangkan integrasi data dengan platform digital agar distribusi lebih efisien dan minim kebocoran.

Tantangan: Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah

Namun, menjaga subsidi energi 2025 tetap on-track bukan hal mudah. Dua variabel utama—harga minyak global dan nilai tukar rupiah—berperan besar dalam menentukan realisasi anggaran subsidi.

Seperti dikutip dari Bank Indonesia, nilai tukar rupiah sepanjang kuartal I 2025 cenderung melemah akibat tekanan eksternal. Jika tren ini berlanjut, beban subsidi bisa membengkak. Di sisi lain, harga minyak dunia masih fluktuatif akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan gangguan rantai pasok.

Pemerintah pun mengandalkan mekanisme automatic adjustment dan fleksibilitas fiskal agar APBN tetap aman tanpa mengorbankan perlindungan sosial.

Menjaga Keseimbangan Energi dan Ekonomi

Subsidi energi 2025 bukan hanya soal fiskal, tapi soal keadilan sosial dan ketahanan nasional. Kebijakan ini harus terus dievaluasi agar tetap adaptif terhadap dinamika global, sekaligus responsif terhadap kebutuhan rakyat.

Ke depan, transisi menuju energi bersih dan sistem subsidi yang lebih tepat sasaran jadi kunci. Pemerintah punya PR besar untuk menyeimbangkan kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan masa depan.(*)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

Email:fajarindonesianetwork@gmail.com