Nasional . 19/05/2025, 10:41 WIB
Penulis : Afdal Namakule | Editor : Afdal Namakule
fin.co.id – Setiap tahunnya, tepat pada tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pengingat akan momen penting dalam sejarah perjuangan bangsa: titik awal munculnya kesadaran kolektif untuk bersatu dan melawan penjajahan melalui jalur organisasi dan pemikiran modern.
Hari Kebangkitan Nasional merujuk pada berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908, yang oleh banyak sejarawan dianggap sebagai awal kebangkitan nasionalisme Indonesia. Organisasi ini menjadi simbol perubahan cara perjuangan rakyat Indonesia - dari yang bersifat sporadis dan lokal, menjadi terorganisir dan terarah.
Boedi Oetomo: Cikal Bakal Pergerakan Nasional Modern
Boedi Oetomo didirikan oleh seorang tokoh muda visioner, dr. Soetomo, bersama rekan-rekannya yang merupakan mahasiswa School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA), sebuah sekolah kedokteran untuk pribumi di Batavia (sekarang Jakarta). Organisasi ini bertujuan untuk memajukan bangsa, terutama dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan kesejahteraan rakyat.
Meskipun pada awalnya gerakan ini bersifat elitis dan hanya melibatkan kalangan priyayi atau bangsawan Jawa, Boedi Oetomo telah membuka jalan bagi kesadaran baru akan pentingnya persatuan antar daerah dan suku. Ini menjadi fondasi utama bagi lahirnya berbagai organisasi kebangsaan lain di masa berikutnya.
Jembatan Menuju Kemerdekaan
Setelah Boedi Oetomo, semangat kebangkitan terus bergulir. Lahir berbagai organisasi penting seperti Sarekat Islam (1912), Indische Partij (1912), hingga Partai Nasional Indonesia (1927) yang didirikan oleh Ir. Soekarno.
Gagasan tentang nasionalisme, kemerdekaan, dan identitas bangsa terus berkembang hingga akhirnya mencapai puncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Kebangkitan Nasional menjadi fondasi ideologis dan moral dari perjuangan panjang tersebut.
Ditetapkan Resmi di Era Presiden Soekarno
Hari Kebangkitan Nasional resmi ditetapkan sebagai hari nasional oleh Presiden Soekarno. Ia melihat pentingnya memperingati kebangkitan nasional sebagai sarana untuk menanamkan kembali semangat patriotisme dan persatuan di kalangan rakyat Indonesia, khususnya generasi muda.
Bagi Bung Karno, mengenang 20 Mei bukan hanya soal sejarah, tetapi momentum membangun bangsa secara berkelanjutan - baik dalam pendidikan, teknologi, ekonomi, maupun karakter bangsa.
Relevansi di Era Modern
Di tengah tantangan global saat ini -mulai dari krisis ekonomi, disrupsi teknologi, hingga tantangan integritas dan persatuan bangsa - semangat Hari Kebangkitan Nasional tetap relevan.
Pemerintah dan tokoh masyarakat kini menafsirkan kebangkitan dalam konteks kekinian: kebangkitan kualitas sumber daya manusia, kebangkitan inovasi teknologi lokal, hingga kebangkitan nilai-nilai kebangsaan di era digital.
PT.Portal Indonesia Media