Nasional . 24/05/2025, 07:40 WIB
Penulis : Afdal Namakule | Editor : Afdal Namakule
fin.co.id - Basarnas mencatat sebanyak sebanyak 16 korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi dalam bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Operasi evakuasi yang dilakukan oleh tim SAR gabungan ini menandai temuan terakhir pada hari ketujuh pencarian.
Kepala Basarnas Manokwari, Yefri Sabaruddin, menyampaikan bahwa total korban dalam bencana tersebut berjumlah 24 orang, terdiri dari lima orang selamat, 16 meninggal dunia, dan tiga lainnya masih dalam pencarian.
"Satu jenazah yang dievakuasi hari ini langsung dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua Barat untuk proses identifikasi," ujar Yefri, Jumat malam.
Lima korban yang berhasil menyelamatkan diri saat bencana terjadi di antaranya adalah Fretswan Unas, Juandi Takaliumang, Yeskiel Takaliumang, Karunyak Takaliumang, dan Erik. Sementara itu, dari 19 korban yang dilaporkan hilang, hanya 16 yang berhasil ditemukan hingga hari ketujuh operasi.
"Kami masih berdiskusi dengan keluarga korban, apakah operasi akan dilanjutkan atau ditutup," katanya lebih lanjut.
Dari total korban meninggal, satu orang atas nama Harun Maidodga langsung diserahkan kepada keluarga tanpa melalui proses identifikasi karena masih dikenali secara visual.
Proses identifikasi dilakukan oleh Tim DVI dan INAFIS Polda Papua Barat terhadap 15 jenazah lainnya.
"Satu jenazah itu langsung diambil pihak keluarga karena masih dapat dikenali," lanjut Yefri.
Kombes Pol dr Iskandar, Kepala Biddokes Polda Papua Barat, mengatakan bahwa 13 dari 16 jenazah telah berhasil diidentifikasi, di antaranya Yoseph Ermilianus Efrem, Porman Takaliumang, Okden Wote, Joni Rahawari, dan lainnya.
"Sisanya masih dalam proses identifikasi oleh Tim DVI Biddokes dan INAFIS Ditreskrimum Polda," jelasnya.
Hingga kini, tujuh jenazah telah diserahkan kepada keluarga, sementara enam lainnya masih menunggu kelengkapan dokumen serah terima.
Proses identifikasi dihadapkan pada tantangan besar karena kondisi jenazah yang membusuk dan tertutup lumpur akibat longsor.
"Kendala yang paling krusial itu karena kondisi jenazah penuh lumpur dan sudah membusuk, sehingga butuh waktu untuk identifikasi," ujar Iskandar.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Kamis malam, 16 Mei 2025, sekitar pukul 21.00 WIT, saat banjir bandang dan longsor menerjang wilayah Kampung Jim (Meyes). *
PT.Portal Indonesia Media