Politik . 21/07/2025, 06:11 WIB
Penulis : Afdal Namakule | Editor : Afdal Namakule
fin.co.id - Presiden Prabowo Subianto membeberkan delapan karakter utama yang harus dimiliki seorang pemimpin sejati. Dalam pandangannya, seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki kekuasaan, tetapi juga harus mengembangkan sifat-sifat luhur yang diwariskan oleh leluhur bangsa.
Berbicara di hadapan para ketua umum partai politik dan tokoh politik nasional dalam sebuah kongres partai di Surakarta, Jawa Tengah, Minggu 20 Juli malam, Prabowo menjelaskan bahwa sifat pertama yang sangat penting adalah pindo jaladri, pemimpin yang memiliki hati dan kesabaran seluas samudera.
"Kita ingat ajaran nenek moyang kita delapan sifat pemimpin, pemimpin (yang) pindo jaladri, harus bagaikan samudera, hatinya luas, pemimpin itu dimaki-maki (harus menyikapinya) seperti laut, samudera, kotoran bumi, keluar ditelan oleh samudera, yang keluar airnya bersih. Pemimpin harus siap dimaki-maki, siap disakiti, siap difitnah, siap di-framing, tetapi keluarnya harus yang bersih," tutur Presiden.
Selain pindo jaladri, Prabowo juga menjabarkan tujuh sifat lainnya yang merujuk pada falsafah kepemimpinan Jawa Hasta Brata, yang pernah ia tulis dalam buku Kepemimpinan Militer. Ketujuh sifat itu meliputi pindo candra, pindo kartika, pindo surya, pindo arga, pindo dahana, pindo bayu, dan pindo bahana.
Untuk pindo candra, Prabowo menggambarkannya sebagai pemimpin yang seperti bulan, mampu menerangi kegelapan dan memberikan ketenangan.
"Bulan memberi kesejukan, memberi penerangan di kegelapan, bulan memberi penerangan dan kesejukan," kata Prabowo.
Karakter ketiga adalah pindo kartika, yakni pemimpin yang bisa menjadi penunjuk arah dan pedoman bagi rakyat. Lalu pindo surya, diibaratkan seperti matahari yang mampu menghangatkan, memberi energi, serta menawarkan solusi di tengah persoalan.
Mengenai pindo arga, Prabowo menyebut pemimpin harus seteguh gunung: kuat pendirian, tak mudah goyah, namun tetap mampu meletus di saat yang dibutuhkan.
"Sekali-kali meletus perlu, pemimpin perlu meletus sekali-kali, iya dong, menghadapi koruptor, maling, ya kita boleh meletus, kokoh, diam, kokoh, (dan) sekali-kali boleh (meletus) untuk membersihkan dari kotoran-kotoran, dan bahaya, baik terhadap bangsa dan negara," jelas Presiden.
Sementara itu, pindo dahana menggambarkan semangat dan keberanian seorang pemimpin yang ibarat api, membakar segala bentuk keburukan.
"Bagaikan api membakar semangat, juga membakar kejahatan, membakar ketidakadilan, membakar korupsi, penipuan, membakar pengkhianatan, membakar semua yang tidak baik," tambahnya.
Karakter ketujuh, pindo bayu, melambangkan pemimpin yang seperti angin — hadir di mana pun dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
"Angin ada di puncak gunung, ada di kolong jembatan, ada di lembah terdalam," ujarnya.
Terakhir, pindo bahana, yakni pemimpin yang seperti bumi: kuat, memberi kehidupan, dan rela berkorban.
"Bumi sumber kekuatan, tetapi siap diinjak, bumi rela diinjak, bumi memberi makan, bumi memberi energi, bumi memberi kekayaan. Ini ajaran nenek moyang kita ribuan tahun (yang lalu)," ujar Prabowo.
PT.Portal Indonesia Media