Politik . 28/07/2025, 20:44 WIB
Penulis : Sigit Nugroho | Editor : Sigit Nugroho
fin.co.id - Isu ijazah palsu dan wacana pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali menjadi sorotan. Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menduga ada agenda besar politik di balik narasi yang dinilainya sengaja diarahkan untuk menjatuhkan dirinya dan keluarganya. Bahkan, Jokowi menyebut ada “orang besar” yang berada di balik tuduhan-tuduhan tersebut.
Jokowi mengungkapkan pandangannya itu saat menanggapi komentar relawannya, Silfester Matutina. Dalam kesempatan tersebut, Silfester menyebut adanya tokoh besar yang membackup pihak-pihak penuding, termasuk mantan Menpora Roy Suryo. Jokowi menanggapi dengan nada serius, menyebut bahwa dirinya merasa tuduhan terhadapnya dan Gibran merupakan bagian dari agenda besar politik.
“Feeling saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan, artinya memang ada orang besar yang membackup, ya itu saja,” ujar Jokowi di kediamannya di kawasan Sumber, Banjarsari, pada Minggu, 27 Juli 2025.
Saat ditanya lebih lanjut soal siapa sosok yang dimaksud, Jokowi tidak menyebutkan nama secara gamblang. Ia hanya menjawab singkat, “Semua sudah tahu lah,” seolah mengisyaratkan publik bisa menebak sendiri tokoh yang ia maksud.
Pernyataan Jokowi ini kemudian memicu spekulasi luas di masyarakat dan media sosial. Banyak yang mengaitkannya dengan partai politik berwarna biru, yang secara umum ditafsirkan sebagai Partai Demokrat.
Namun, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, langsung meluruskan persepsi tersebut. Ia menegaskan bahwa Jokowi tidak pernah secara eksplisit menyebut partai manapun, termasuk Partai Demokrat.
“Kalau saya lihat, ketika Bapak berbicara, tidak ada menuduh Partai Biru. Bahkan hubungan kami dengan keluarga Bapak SBY sangat baik,” kata Kaesang di kantor DPP PSI, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Senin, 28 Juli 2025.
Kaesang juga menyampaikan bahwa hubungan PSI dengan Partai Demokrat tetap harmonis. Bahkan, Gibran Rakabuming Raka sempat menjenguk Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di RSPAD beberapa waktu lalu. Kaesang sendiri berencana bertemu langsung dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Saya pun juga berencana untuk bertemu dengan Pak Ketum Demokrat, Mas AHY. Semua ini untuk kepentingan bangsa. Tidak ada niatan untuk saling menjatuhkan,” tegas Kaesang.
Ketika ditanya soal siapa sosok “tokoh besar” yang dimaksud Jokowi, Kaesang memilih tidak ikut berspekulasi. Ia menyarankan agar pertanyaan itu langsung ditujukan kepada sang ayah. “Coba ditanyakan langsung ke Bapak, bukan ke saya,” katanya singkat.
Kecurigaan Jokowi terhadap adanya agenda politik terselubung menambah dimensi baru dalam perdebatan soal legitimasi dirinya dan posisi Wapres Gibran. Dalam beberapa kesempatan, Jokowi memang menunjukkan ketidaktertarikannya untuk memperbesar isu ini secara pribadi. Namun, menurutnya, publik patut mencermati siapa yang diuntungkan dari narasi-narasi tersebut.
“Ini perasaan politik saya, mengatakan ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik, untuk mendowngrade, ya buat saya biasa-biasa aja,” kata Jokowi pada 15 Juli 2025.
Sementara itu, pihak-pihak yang disebut seperti Roy Suryo belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Presiden. Namun, opini publik terus berkembang dan memunculkan banyak spekulasi soal siapa sebenarnya yang berada di balik isu-isu ini. (Fajar Ilman)
PT.Portal Indonesia Media