Ekonomi . 18/09/2025, 07:14 WIB
Penulis : Sigit Nugroho | Editor : Sigit Nugroho
Intinya:
The Fed menurunkan suku bunga ke kisaran 4,00%–4,25% sebagai langkah manajemen risiko, dengan proyeksi dua kali pemangkasan tambahan tahun ini.
Dolar sempat jatuh ke level terendah empat tahun terhadap euro sebelum berbalik menguat, dengan indeks dolar (DXY) naik 0,3% menjadi 96,926.
Sejumlah mata uang utama melemah terhadap dolar, sementara data properti AS menunjukkan pelemahan yang memperkuat alasan The Fed melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut.
fin.co.id - Federal Reserve (The Fed) resmi memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada rapat bulan September 2025. Keputusan ini menurunkan suku bunga ke kisaran 4,00%–4,25%, menjadi pemangkasan pertama sejak Desember tahun lalu. Langkah tersebut sempat menekan nilai dolar AS ke posisi terendah empat tahun terhadap euro, sebelum akhirnya berbalik menguat.
Pada perdagangan Rabu (17/9) waktu New York atau Kamis (18/9) pagi WIB, euro sempat melesat hingga USD1,19185, tertinggi sejak Juni 2021. Namun, penguatan itu tidak bertahan lama. Euro kemudian melemah 0,3% ke USD1,18305, sementara indeks dolar (DXY) naik 0,3% menjadi 96,926.
Juan Perez, Direktur Perdagangan Monex USA, menilai pasar kini lebih fokus pada ekspektasi pemangkasan lanjutan dari The Fed. “Pasar berfokus pada dua kali pemangkasan tambahan tahun ini. Namun dolar tidak serta merta akan terus melemah karena kondisi global juga harus diperhitungkan. Pertumbuhan global saat ini juga sedang lemah, bukan hanya Amerika,” ujarnya.
Ketua The Fed Jerome Powell menyebut keputusan ini sebagai langkah manajemen risiko dengan pendekatan “rapat demi rapat.” Ia menegaskan, arah kebijakan moneter tidak akan ditentukan secara kaku, melainkan menyesuaikan kondisi ekonomi yang berkembang.
Dua pejabat The Fed, Gubernur Christopher Waller dan Wakil Ketua Pengawas Michelle Bowman, juga mendukung langkah pemangkasan. Keduanya sebelumnya menolak kebijakan untuk menahan suku bunga tetap tinggi pada Juli lalu.
Meski Presiden AS Donald Trump sempat mendesak pemangkasan lebih besar, pasar sebenarnya sudah memperkirakan keputusan 25 basis poin.
Selain euro, sejumlah mata uang utama lain juga bergerak variatif. Poundsterling naik tipis 0,08% ke USD1,36575, mendekati level tertinggi dalam 2,5 bulan setelah data inflasi Inggris sesuai proyeksi.
Sementara itu, yen Jepang melemah tipis 0,1% ke posisi 146,655 per dolar menjelang rapat kebijakan Bank of Japan (BoJ) pada Jumat. Pasar menilai BoJ kemungkinan besar masih mempertahankan suku bunga ultra-rendah. Selain itu, perhatian juga tertuju pada pemilihan ketua baru Partai Demokrat Liberal Jepang, yang akan menggantikan Perdana Menteri Shigeru Ishiba pada awal Oktober.
Dari Amerika Utara, dolar Kanada tertekan 0,2% setelah Bank of Canada menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 2,5%, terendah dalam tiga tahun terakhir. Pemangkasan dilakukan karena pasar tenaga kerja melemah dan tekanan inflasi mulai mereda.
Rilis data terbaru menunjukkan pelemahan di sektor properti Amerika. Pembangunan rumah keluarga tunggal dan izin konstruksi baru menyusut sepanjang Agustus. Kondisi ini terjadi meski suku bunga hipotek turun, karena persediaan rumah tak terjual meningkat dan pasar tenaga kerja masih melambat.
Situasi tersebut menambah alasan bagi The Fed untuk kembali melonggarkan kebijakan moneter pada sisa rapat tahun ini. Investor kini menunggu sinyal tambahan terkait dua kali pemangkasan suku bunga yang sudah diproyeksikan oleh bank sentral.
PT.Portal Indonesia Media