Megapolitan . 24/09/2025, 17:36 WIB
Penulis : Mihardi | Editor : Mihardi
fin.co.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo menegaskan, dirinya tidak termasuk tipe pemimpin yang terjun langsung ke lapangan untuk mengeruk atau membersihkan sungai. Ia menyebut, peran yang diambilnya lebih sebagai teknokrat, yakni pengambil kebijakan yang fokus pada perencanaan dan pemikiran strategis.
"Saya ini terbiasa teknokrasi, bagian mikir, maka saya tidak mau ngeruk kali, saya ikut nyemplung kali. Tidak mau! Saya bagian mikir sajalah," ujar Pramono dalam sambutan acara Kunjungan Kelas Lemhanas di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 24 September 2025.
Meski demikian, Pramono menegaskan ia telah mengunjungi hampir seluruh wilayah Jakarta, baik kawasan elite maupun daerah padat penduduk.
Dari pengamatannya di lapangan, ia menyimpulkan bahwa salah satu masalah utama yang dihadapi Jakarta adalah ketimpangan sosial yang tinggi, tercermin dari rasio gini yang sangat timpang antara masyarakat kaya dan miskin.
Sebagai solusi, Pramono menyebut bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menggencarkan program perlindungan sosial untuk membantu kelompok masyarakat kurang mampu dan meningkatkan daya beli mereka.
Bentuk bantuan yang diberikan antara lain melalui program:
1. Kartu Lansia Jakarta (KLJ)
2. Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ)
3. Kartu Anak Jakarta (KAJ)
Selain itu, untuk memutus rantai kemiskinan dan ketimpangan antargenerasi, pemerintah juga memperluas cakupan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus, yang ditujukan kepada pelajar dari tingkat SD hingga SMA atau sederajat.
Saat ini, sebanyak 707.513 siswa tercatat sebagai penerima manfaat program KJP Plus.
Tak berhenti di pendidikan dasar dan menengah, Pramono juga mendorong peningkatan akses pendidikan tinggi melalui Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU). Program ini memberikan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa dari jenjang S1 hingga S3, yang saat ini telah menjangkau 16.979 penerima.
Lebih lanjut, Gubernur Pramono menjelaskan bahwa ia telah berupaya memperluas jangkauan program pendidikan hingga ke luar negeri. Ia mengatakan telah melakukan komunikasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk mendukung pelajar asal Jakarta menempuh pendidikan di universitas-universitas kelas dunia.
"Anak Jakarta boleh sekolah kemana saja, sekolah-sekolah terbaik dunia, apakah di Harvard, apakah di Columbia, dan sebagainya. Pemerintah DKI yang membiayai, tetapi untuk tahap pertama saya ingin tahun depan mudah-mudahan bisa 100 anak," tutup Pramono.
(Cahyono)
PT.Portal Indonesia Media