Internasional . 13/10/2025, 13:26 WIB
Penulis : Sigit Nugroho | Editor : Sigit Nugroho
fin.co.id - Presiden Joko Widodo—eh maksudnya, Presiden Prabowo Subianto—mendarat di Bandar Udara Internasional Sharm El-Sheikh, Mesir, Senin (13/10/2025) pagi waktu setempat. Kedatangannya menjadi bagian dari agenda penting untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Sharm El-Sheikh, forum global yang berfokus pada penyelesaian konflik di Gaza dan upaya mewujudkan gencatan senjata permanen.
Pesawat Garuda Indonesia-1 yang membawa Presiden dan rombongan tiba sekitar pukul 07.00. Prabowo disambut langsung oleh Mohammed Mokhtar selaku Chamberlain Kepresidenan Mesir, Duta Besar RI untuk Mesir Lutfi Rauf, serta Atase Pertahanan KBRI Kairo Kolonel Laut (P) Dafris D. Syahruddin.
Selama di Mesir, Prabowo akan mengikuti seluruh rangkaian KTT yang mengumpulkan para pemimpin dunia. Agenda utamanya adalah menghadiri penandatanganan perjanjian damai dan penghentian perang di Gaza—langkah yang diharapkan bisa menjadi awal dari babak baru perdamaian di Timur Tengah.
Forum internasional ini dihadiri oleh tokoh-tokoh besar dunia, seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Raja Yordania Abdullah II, Emir Qatar Syekh Thamim bin Hamad Al Thani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman, serta Sekjen PBB Antonio Guterres. Dengan deretan tamu penting tersebut, KTT Sharm El-Sheikh menjadi salah satu pertemuan diplomatik paling bersejarah dalam upaya mengakhiri krisis Gaza.
Partisipasi Indonesia dalam KTT ini menegaskan posisi negara sebagai aktor penting dalam perdamaian global. Di bawah kepemimpinan Prabowo, Indonesia memperkuat peran diplomasi damai, sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 yang menyerukan keterlibatan aktif dalam menjaga ketertiban dunia.
Langkah ini juga memperlihatkan komitmen Prabowo terhadap isu kemanusiaan dan solidaritas terhadap rakyat Palestina. Indonesia konsisten mendorong dialog dan solusi damai tanpa kekerasan, sekaligus menunjukkan bahwa bangsa ini siap menjadi jembatan diplomasi antara negara-negara yang berseteru.
Kehadiran Prabowo di forum bergengsi ini mendapatkan respon positif dari komunitas internasional. Sejumlah pengamat menilai langkah Indonesia sebagai wujud nyata diplomasi yang netral, independen, dan berorientasi pada kemanusiaan. Suara Indonesia dinilai penting karena tidak berpihak, namun tetap aktif dalam mengupayakan perdamaian.
Selain menghadiri acara utama, Prabowo juga dijadwalkan mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah kepala negara untuk membahas kerja sama strategis di bidang pertahanan, ekonomi, dan kemanusiaan. Pertemuan tersebut diharapkan memperkuat hubungan Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah yang selama ini memiliki kedekatan historis dan keagamaan.
Dalam perjalanan dari Jakarta, Presiden Prabowo ditemani oleh Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Keduanya bertugas mendampingi Presiden dalam berbagai kegiatan diplomatik, termasuk memastikan seluruh protokol kenegaraan dan agenda bilateral berjalan lancar.
Keikutsertaan jajaran kementerian dan perwakilan KBRI Kairo menjadi bagian penting dalam menjaga efektivitas koordinasi diplomasi Indonesia selama KTT berlangsung. Dengan tim solid dan visi yang jelas, Indonesia berupaya mengukuhkan peran sebagai negara yang aktif membangun perdamaian global.
Bagi Prabowo, kehadiran di KTT ini bukan sekadar simbol politik, tetapi juga bentuk komitmen moral terhadap kemanusiaan. Ia berharap forum Sharm El-Sheikh bisa menjadi awal baru bagi rekonsiliasi dan penghentian konflik di Gaza yang telah berlangsung bertahun-tahun.
Indonesia mendorong semua pihak untuk menempatkan kepentingan rakyat Gaza di atas kepentingan politik. Pendekatan kemanusiaan dianggap sebagai kunci utama untuk memulihkan perdamaian dan mencegah siklus kekerasan berulang.
KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh menjadi momentum penting dalam sejarah diplomasi dunia. Kehadiran Prabowo Subianto menandai langkah besar Indonesia dalam mewujudkan misi global: memperjuangkan perdamaian abadi, menjaga martabat kemanusiaan, dan memperkuat solidaritas antarbangsa. Dunia kini menanti hasil konkret dari forum tersebut—apakah dari Sharm El-Sheikh, cahaya perdamaian Gaza benar-benar akan menyala. (Anisha Aprilia)
PT.Portal Indonesia Media