Internasional . 31/10/2025, 10:30 WIB
Penulis : Afdal Namakule | Editor : Afdal Namakule
fin.co.id - Pertempuran sengit yang melanda Kota Al Fasher di Provinsi Darfur Utara, Sudan, menelan ribuan korban jiwa setelah kota tersebut sepenuhnya dikuasai oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pada 26 Oktober 2025.
Berdasarkan laporan terbaru, jumlah korban tewas akibat bentrokan di kota itu kini mencapai 2.200 orang, sementara lebih dari 390.000 warga terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri dari pertempuran.
Juru bicara Tentara Pembebasan Sudan pro-pemerintah, Agad bin Kony, mengatakan kepada RIA Novosti pada Kamis bahwa jumlah korban jiwa terus meningkat. Menurutnya, hingga saat ini tercatat 2.227 orang tewas, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia.
"Semua orang telah melihat video yang memperlihatkan para militan menembaki orang-orang di rumah sakit Saudi, pusat pengungsian dan masjid-masjid, di mana korban luka, pasien, atau warga sipil mencari perlindungan di tengah aksi penembakan dan pertempuran sengit," katanya.
Sejumlah laporan menyebutkan lebih dari 393.000 warga telah meninggalkan Al Fasher hanya dalam empat hari terakhir. Eksodus besar-besaran itu menambah daftar panjang pengungsi akibat perang saudara yang terus meluas di Sudan.
Kota Al Fasher sendiri merupakan benteng terakhir tentara Sudan di wilayah Darfur, yang sejak tahun lalu terus dikepung oleh pasukan RSF.
Perang saudara di Sudan kini memasuki tahun ketiganya. Konflik antara tentara Sudan dan RSF telah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa jutaan lainnya mengungsi, dan membuat sebagian besar wilayah negara itu berada di ambang kelaparan.
Meskipun PBB dan mediator regional berulang kali menyerukan gencatan senjata, kekerasan di Sudan terus berlanjut dan menimbulkan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk. (Sputnik-OANA)
PT.Portal Indonesia Media