Megapolitan . 05/11/2025, 18:13 WIB
Penulis : Wanda Afifah | Editor : Wanda Afifah
fin.co.id - Jakarta sedang bersiap untuk melangkah ke babak baru dalam pengelolaan sampah. Proyek Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan di Jakarta Utara digadang-gadang sebagai tonggak penting bagi ibu kota dalam mengakhiri ketergantungan terhadap Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Ketua Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (Katar), Sugiyanto, menilai masyarakat perlu ikut ambil bagian dalam mendukung pengoperasian RDF Plant Rorotan. Ia menegaskan, dukungan publik tidak cukup hanya berupa persetujuan, tetapi juga aksi nyata seperti pengawasan lingkungan dan dorongan terhadap perbaikan teknis fasilitas.
“Kesadaran kolektif ini penting agar Jakarta dapat keluar dari ketergantungan tunggal pada Bantargebang dan beralih menuju sistem pengelolaan sampah modern yang mandiri dan ramah lingkungan,” ujar Sugiyanto di Jakarta, Rabu.
Menurut Sugiyanto, RDF Plant Rorotan bukan sekadar proyek teknologi. Lebih dari itu, fasilitas ini menjadi simbol komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk mendukung target nasional pengelolaan sampah berkelanjutan.
RDF atau Refuse Derived Fuel merupakan teknologi pengolahan sampah yang mengubah sampah padat menjadi bahan bakar alternatif. Dengan cara ini, volume sampah yang dikirim ke TPA bisa ditekan drastis, sekaligus membuka peluang baru bagi energi ramah lingkungan di masa depan.
Sugiyanto juga memuji langkah Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo yang disebutnya realistis dan berpihak pada kepentingan jangka panjang. Ia melihat pendekatan Pramono sebagai bagian dari upaya serius menjadikan Jakarta lebih mandiri dalam mengelola limbah kota.
“Saya menilai langkah Gubernur Pramono Anung Wibowo itu sebagai sebuah terobosan yang realistis dan berorientasi pada kepentingan jangka panjang,” tambahnya.
Meski dinilai menjanjikan, RDF Plant Rorotan masih menghadapi sejumlah tantangan teknis. Gubernur Pramono menginstruksikan agar komisioning RDF Rorotan dihentikan sementara sampai kendaraan pengangkut sampah yang layak tersedia.
“Saya sudah meminta kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta untuk sementara komisioningnya dihentikan terlebih dahulu, dipersiapkan sampai dengan adanya truk kompaktor yang bisa membawa sampah ke Rorotan, karena persoalannya di sana,” ujar Pramono pada Selasa, 04 November 2025.
Masalah utama yang dihadapi RDF Rorotan saat ini adalah pengangkutan sampah yang belum efisien. Truk yang digunakan belum dilengkapi sistem pemadat (compactor), sehingga air lindi atau cairan dari tumpukan sampah kerap tumpah selama perjalanan. Kondisi ini menimbulkan bau tak sedap dan menjadi sorotan warga sekitar.
“Yang menjadi masalah adalah ketika sampahnya dilakukan mobilisasi atau pengangkutan, truknya itu tidak compact, sehingga air lindinya tumpah. Inilah yang menyebabkan bau,” jelas Pramono.
Dengan dukungan pemerintah, partisipasi masyarakat, serta peningkatan infrastruktur pendukung, Jakarta berpeluang besar menjadi kota metropolitan dengan sistem pengelolaan sampah modern bukan lagi sekadar mengandalkan pembuangan, tetapi mengubah limbah menjadi energi yang bermanfaat. (ANT)
PT.Portal Indonesia Media