Nasional . 11/11/2025, 19:29 WIB
Penulis : Mihardi | Editor : Mihardi
fin.co.id - Dalam momentum bersejarah yang bertepatan dengan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai secara resmi menamai kantor pusat Kementerian HAM (Kemenham) sebagai 'Gedung K.H. Abdurrahman Wahid.'
Penamaan tersebut menjadi simbol komitmen Kemenham terhadap nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, pluralisme, serta perjuangan melawan segala bentuk rasialisme dan diskriminasi, semangat yang telah lama dihidupi oleh almarhum Presiden ke-4 Republik Indonesia.
“Gusdur tidak sekadar ulama Islam, Gus Dur tidak sekedar mantan ketua PBNU, Gus Dur tidak sekedar Presiden Republik Indonesia. Gus Dur adalah negarawan Indonesia, pemimpin intelektual dunia, dan adalah tokoh yang prominent dan unggul dalam mempromosikan perdamaian, keadilan, kesejahteraan, anti-diskriminasi, anti-rasialisme, anti-ketidakadilan,” ujar Natalius Pigai dalam konferensi pers, Selasa, 11 November 2025.
Natalius Pigai menegaskan, penetapan nama Gedung K.H. Abdurrahman Wahid merupakan bentuk penghormatan tertinggi atas kontribusi besar Gus Dur dalam membangun dan memperjuangkan nilai-nilai HAM di Indonesia.
Menurutnya, Gus Dur adalah figur kemanusiaan universal yang selalu berpihak pada keadilan bagi setiap kelompok masyarakat tanpa membeda-bedakan latar belakang suku, agama, ras, atau daerah.
“Dari ujung Papua, ketika orang Papua menyampaikan pendapat pikiran dan perasaan tentang keadilan, Gusdur hadir. Ketika orang Aceh menyampaikan hal yang sama, Gus Dur di situ hadir,” tutur Pigai.
“Orang dari Tionghoa menyampaikan, Gus Dur juga hadir. Orang dari komunitas agama yang lain menyampaikan, Gus Dur selalu hadir. Gus Dur itu beyond, di atas segala galanya,” tambahnya.
Selain Gus Dur, Natalius Pigai juga menetapkan nama Marsinah, aktivis buruh yang baru saja dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, sebagai nama ruang pelayanan utama di Kemenham.
“Ruang Marsinah”, yang terletak di lantai 1 Gedung K.H. Abdurrahman Wahid, akan difungsikan sebagai pusat pelayanan publik di bidang HAM. Penamaan ini menjadi penghormatan terhadap perjuangan Marsinah dalam membela hak-hak pekerja, keadilan sosial, dan upah yang layak.
“Semangat Marsinah adalah semangat kemanusiaan. Dengan menamai ruangan ini sebagai ‘Ruang Marsinah’, kami ingin memastikan bahwa dedikasi dan pengorbanannya tidak hilang ditelan waktu,” tegas Pigai.
Melalui penamaan gedung dan ruang tersebut, Natalius Pigai berharap seluruh jajaran Kemenham dapat menjadikan semangat Gus Dur dan Marsinah sebagai inspirasi moral dalam menjalankan tugas pelayanan publik dan perlindungan hak asasi manusia.
Langkah ini diharapkan mampu memperkuat etos kemanusiaan dalam birokrasi negara, serta menjadi pengingat akan pentingnya keberpihakan terhadap kelompok yang terpinggirkan dan tertindas.
(Hasyim Ashari)
PT.Portal Indonesia Media