Internasional . 12/11/2025, 17:54 WIB
Penulis : Derry Sutardi | Editor : Derry Sutardi
fin.co.id - Hubungan diplomatik antara China dan Jepang kembali memanas setelah seorang diplomat China melontarkan ancaman ekstrem terhadap Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi.
Ancaman itu muncul setelah Takaichi menyampaikan pernyataan keras soal kemungkinan pengerahan pasukan Jepang jika China terus memblokade Taiwan.
Sanae Takaichi yang baru saja dilantik sebagai Perdana Menteri Jepang pada Oktober lalu, menyampaikan pidato di parlemen pada Jumat 7 November 2025.
Dalam pidatonya, Takaichi menyoroti blokade China terhadap Taiwan yang dinilainya mengancam keamanan dan kehidupan rakyat Jepang.
“Blokade berkelanjutan China terhadap Taiwan akan menciptakan situasi berbahaya bagi Jepang,” ujar Takaichi di hadapan parlemen.
Ia bahkan menambahkan bahwa Pasukan Bela Diri Jepang (Japan Self-Defense Forces) dapat dikerahkan untuk merespons potensi ancaman dari Beijing.
Sebagai catatan, jarak antara Taiwan dan wilayah Jepang hanya sekitar 96 kilometer, sehingga konflik di wilayah itu bisa langsung berdampak terhadap keamanan Jepang.
Komentar Takaichi langsung memancing kemarahan dari Konsul Jenderal China di Osaka, Xue Jian.
Lewat unggahan di media sosial yang kini telah dihapus Xue menulis kalimat yang membuat dunia diplomatik geger.
Pernyataan yang diartikan sebagai ancaman pemenggalan kepala terhadap PM Jepang itu sontak menuai kecaman luas.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Minoru Kihara, menyebut ucapan Xue Jian “sangat tidak pantas” dan tidak bisa diterima dalam dunia diplomasi.
Tokyo pun secara resmi melayangkan protes keras kepada pemerintah China.
“Dia telah membuat banyak pernyataan menghasut di masa lalu, dan kami mendesak China untuk mengambil tindakan disipliner,” ujar Kihara dalam konferensi pers, dikutip dari Fox News.
PT.Portal Indonesia Media