Politik . 17/11/2025, 15:12 WIB

Pengamat: Manuver Politik Budi Arie Dinilai Pragmatis, Potensi Gabung Gerindra Tak Mulus

Penulis : Mihardi  |  Editor : Mihardi

fin.co.id - Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi yang selama ini dikenal sebagai salah seorang loyalis mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kini menyatakan keinginannya untuk masuk Partai Gerindra.

Pengamat Politik dari Citra Institute Efriza menilai, langkah tersebut mencerminkan gaya politik Budi Arie yang sangat pragmatis.

"Jika dianggap Budi Arie loyalis Jokowi tetapi bersiap mengkhianati Jokowi, itu memang karakter dirinya yang pragmatis," ujarnya kepada wartawan, Senin, 17 November 2025.

Menurut Efriza, keputusan untuk merapat ke Gerindra merupakan langkah realistis bagi Budi Arie, karena dinamika politik saat ini menunjukkan bahwa pusat kekuasaan berada di tangan Prabowo. Tanpa bergabung ke partai tersebut, karier politiknya berisiko terhenti.

Selain itu, posisinya semakin sulit karena terseret isu kasus judi online (judol), membuat ruang geraknya makin terbatas. Setelah reshuffle kabinet, peluang mendapatkan sumber pendanaan politik dinilai semakin kecil apabila ia tidak mendekat ke Gerindra.

"Pasca reshuffle kemarin, Budi Arie semakin terpinggirkan dalam politik. Jika tidak merapat ke Prabowo, karier politiknya akan perlahan-lahan tenggelam," jelas Efriza.

Meski demikian, upaya bergabung ke Partai Gerindra bukan tanpa hambatan. Walaupun partai tersebut dikenal terbuka, resistensi dari internal, mulai dari elemen relawan, sayap partai, hingga kalangan elite tetap berpotensi muncul.

"Budi Arie tidak akan mulus untuk bergabung bersama Gerindra," ujarnya.

Efriza menjelaskan, ada beberapa catatan negatif yang mengiringi Budi Arie dan bisa memicu penolakan. Pertama, keterkaitannya dengan kasus judol yang dikhawatirkan menimbulkan citra buruk bagi Gerindra.

Kedua, katanya, rekam jejak konflik lama karena Budi Arie pernah menolak masuknya Prabowo dan Gerindra ke pemerintahan Jokowi. Ketiga, meski dekat dengan Jokowi, ia dinilai tidak sepenuhnya all out dalam memenangkan Prabowo pada masa lalu.

"Ini menunjukkan kekhawatiran bahwa Budi Arie mungkin memiliki agenda tersembunyi jika bergabung ke Gerindra," kata Efriza.

Selain itu, fakta bahwa Budi Arie pernah terkena reshuffle oleh Presiden Jokowi juga menjadi catatan yang dapat memperkuat keraguan terkait kontribusinya apabila diakomodasi Gerindra.

"Jika Budi Arie dan/atau Projo diistimewakan, tentu saja akan menghadirkan resistensi dari para relawan Prabowo, sayap partai, dan elite-elite partai," tandasnya.

(Fajar Ilman)

Share artikel ini :

TERKINI

TERPOPULER

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

Email:fajarindonesianetwork@gmail.com