Selain faktor makroekonomi, kasus mega korupsi di BUMN seperti PT Pertamina (Persero) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turut menggerus kepercayaan investor.
“Investor juga mencermati isu Dwi Fungsi ABRI yang dikhawatirkan menimbulkan protes besar. Kekhawatiran ini dapat berdampak negatif pada stabilitas politik dan menurunkan credit rating Indonesia,” tambahnya.
BEI: Aksi Jual Asing Jadi Pemicu Utama Trading Halt
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyatakan bahwa tren penurunan IHSG sebenarnya sudah terjadi sejak pekan lalu. Faktor utama yang memperburuk kondisi adalah aksi jual besar-besaran dari investor asing.
“Mayoritas aksi jual dilakukan oleh investor asing. Ditambah lagi, ada tekanan dari kondisi global yang membuat pasar semakin volatil,” jelas Iman.
Selain faktor domestik, kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump juga berdampak terhadap sentimen pasar. Namun, Iman menegaskan bahwa fundamental perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI masih dalam kondisi baik.
Setelah trading halt selama 30 menit, IHSG sempat mengalami pemulihan tipis. Namun, tekanan jual masih berlanjut hingga sesi perdagangan berikutnya. (*)