Internasional

Serangan Israel Terbaru Tewaskan 404 Warga Sipil, 500 Orang Luka-Luka, Indonesia Mengutuk!

news.fin.co.id - 19/03/2025, 07:00 WIB

Serangan Israel di-Gaza Utara Palestina (Anadolu/Antara)

fin.co.id - Militer Zionis Israel secara mendadak melancarkan serangan udara dan pengeboman besar-besaran terhadap sejumlah daerah di Jalur Gaza pada Selasa dini hari 18 Maret 2025, waktu setempat.

Serangan tersebut merupakan yang terparah sejak tercapainya gencatan senjata antara Israel dengan Hamas pada 19 Januari lalu.

Sebagaimana dilaporkan kantor berita Palestina WAFA, jumlah korban tewas akibat serangan udara tentara Zionis Israel tersebut telah mencapai 404 orang, termasuk di antaranya wanita dan anak-anak, hingga Selasa siang waktu setempat.

Advertisement

Serangan Israel juga melukai 562 warga sipil Palestina serta mengancam nyawa korban-korban yang masih terjebak di reruntuhan gedung yang ambruk.

Eskalasi ini terjadi di tengah kekhawatiran pemburukan krisis kemanusiaan di wilayah kantong Palestina padat penduduk tersebut yang diperparah dengan blokade Israel terhadap masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk obat-obatan penting, ke Gaza.

Indonesia Mengutuk!

Indonesia mengutuk serangan terbaru Israel tersebut.

“Serangan ini menambah rangkaian provokasi Israel yang mengancam gencatan senjata dan mengganggu prospek negosiasi perdamaian menuju solusi dua negara,” demikian pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang disiarkan di media sosial X, Selasa.

Advertisement

Indonesia mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dan komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan guna menghentikan serangan Israel di wilayah kantong Palestina itu.

Semua pihak didesak untuk kembali mematuhi dan memulihkan kesepakatan gencatan senjata demi mencegah jatuhnya lebih banyak korban sipil di Jalur Gaza, menurut pernyataan Kemlu RI.

Indonesia juga menegaskan kembali posisinya yang konsisten bahwa penghentian pendudukan ilegal Israel atas tanah Palestina adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi di kawasan. (*)

Afdal Namakule
Penulis