Nasional . 01/05/2025, 19:28 WIB

Filantropis Belanda Harap Anak-anak Indonesia Tak Ada Lagi yang Tidur di Lantai

Penulis : Mihardi  |  Editor : Mihardi

Pada tahun 2006, ia bersama istri dan beberapa teman dekat mendirikan Yayasan Peduli Anak dan membuka Pusat Kesejahteraan Anak pertama di Lombok. Dibangun di atas lahan seluas 2,2 hektar, fasilitas ini mencakup 14 rumah berkonsep keluarga, sebuah masjid, sekolah dasar, dan menengah pertama, klinik kesehatan, lapangan olahraga, dan kebun organik.

Setiap rumah diasuh oleh seorang ibu asuh terlatih, menciptakan lingkungan keluarga yang stabil dan penuh kasih sayang. Sejak saat itu, Yayasan Peduli Anak telah mendukung ribuan anak. Banyak di antara mereka yang telah lulus kuliah dan kembali bekerja di pusat ini sebagai guru, konselor, perawat, dan akuntan. Yayasan ini telah meraih berbagai penghargaan nasional, termasuk Kick Andy Heroes Award dan Piagam Apresiasidari Komisi Perlindungan Anak Indonesia.

Pada tahun 2019, seiring dengan meningkatnya permintaan dan mencuatnya kisah anak terlantar di daerah terpencil, Yayasan Peduli Anak memperluas misinya ke Sumbawa,sebuah pulau tertinggal dengan akses layanan pemerintah yang sangat terbatas dan penelantaran anak merupakan hal tragis yang sayangnya lumrah terjadi.

"Ini sangat memilukan," ujar Fetter. "Kami mendengar kisah anak-anak yang ditinggalkan karena orangtuanya menikah lagi atau pergi merantau untuk bekerja. Ada yang tidur di gubuk terbengkalai. Bahkan, ada yang tidak makan berhari-hari."

Meskipun menghadapi tantangan logistik besar dalam mengangkut material dari Lombok dan Jawa, serta berbagai hambatan akibat pandemi COVID-19, tim terus bertahan dan tidakmenyerah. Kini, berkat donasi dari masyarakat dan perusahaan swasta, Pusat Kesejahteraan Anak di Sumbawa hampir rampung.

Ini bukan penampungan biasa. Ini adalah sebuah desa anak yang sepenuhnya mandiri,dengan dua belas rumah, sekolah, masjid, klinik kesehatan, sport center, dapur yang mampu menyiapkan 900 porsi makanan setiap hari, dan kebun organik yang menyediakan buah serta sayuran segar untuk anak-anak. Fasilitas ini akan menyediakan perawatan menyeluruh bagi 300 anak, termasuk 150 anak yang tinggal penuh waktu dan 150 siswa harian dari desa-desa miskin di sekitarnya. 

Pusat Kesejahteraan Anak ini juga akan mempekerjakan staf lokal, membeli hasil panen petani sekitar, dan menciptakan efek berantai bagi perekonomian setempat. Namun saat ini, belum ada satu pun rumah yang dilengkapi perabotan.

Tanpa ranjang, 150 anak yang telah dirujuk belum bisa menempati rumah-rumah tersebut. Mereka tetap berada dalam bahaya, tidur di lingkungan yang tidak stabil dan tidak aman, sementara dua belas rumah indah masih kosong dan belum bisa dihuni.

Seperti Obi, (13), yang terpaksa putus sekolah setelah ayahnya meninggal. Kini ia bekerja di bengkel pemotongan kaca tanpa perlengkapan pelindung, berusaha untuk menghidupi ibu dan adiknya. Ia dan adiknya menderita infeksi kulit yang tidak pernah diobati.

Ada juga Ray (11), yang tidur di atas tikar dalam gubuk terbengkalai. Ia harus mengais makanan dan mengetuk pintu tetangga demi sisa makanan. Obi masih bisa tinggal bersama keluarganya jika ia menerima dukungan harian untuk memenuhi kebutuhan makan,pendidikan bagi dirinya dan adiknya, serta biaya perawatan kesehatan mereka.

Sementara Ray, yang sebatang kara, bisa tinggal penuh waktu di Pusat Kesejahteraan Anak. "Ada 150 anak seperti Obi dan Ray yang sudah menunggu untuk tinggal di pusat ini," ungkap Fetter."150 anak lainnya dari desa sekitar siap untuk bersekolah dan makan bersama kami setiap hari."

Hingga kini, lebih dari 8.000 orang Indonesia telah berdonasi. Anak-anak sekolah mengadakan penggalangan dana dengan menjual aksesori buatan mereka, seperti gelangdan kalung dari manik-manik. Banyak masyarakat turut menyumbang setelah mengetahuimisi kami melalui media sosial. Beberapa pemilik usaha lokal juga menyelenggarakan acara penggalangan dana.

 

"Ini telah menjadi proyek milik bersama," kata Fetter. "Bahkan orang-orang yang belum pernah ke Sumbawa ikut menyumbang, karena mereka percaya pada apa yang sedang kami lakukan."

Sejumlah mitra besar juga bergabung. ING Bank, PT Bayan Resources, TOTO, Signify,Broco, Avian Paints, Simu, dan Häfele turut berkontribusi melalui donasi meja belajar,material bangunan, dan pendanaan. Banyak perusahaan Indonesia lainnya juga telah membantu, meski tidak semua bisa kami sebutkan.

Untuk berkontribusi, membagikan cerita ini, atau bermitra dengan yayasan, kunjungi pedulianak.org. Baik melalui pendanaan, perlengkapan, atau sekadar menyebarkan informasi, setiap tindakan membantu membuka pintu menuju masa depan baru bagi anak-anak ini.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

Email:fajarindonesianetwork@gmail.com