Nasional . 08/05/2025, 19:58 WIB
Penulis : Khanif Lutfi | Editor : Khanif Lutfi
fin.co.id - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat Siska Gerfianti memastikan bahwa siswa "bermasalah" yang dikirim ke barak militer tidak akan ketinggalan materi pembelajaran di sekolah.
"Selama di sana (pelatihan militer), sekolah tidak ketinggalan, tetapi juga pelatihan dalam negara dan ketanggulan ini bisa masuk," kata Siska pada MediaTalk KemenPPPA di Jakarta, disampaikan secara daring, 8 Mei 2025.
Hal ini menjawab kekhawatiran masyarakat mengingat pelatihan pembentukan karakter dan kedisiplinan yang dilakukan di markas militer tersebut berlangsung selama satu bulan penuh.
Sebagaimana dijelaskannya, terdapat lima indikator yang harus dicapai pada pendidikan karakter Pancawaluya yang diusung wilayah pimpinan Dedi Mulyadi tersebut, di antaranya Cager, Bager, Bener, Pinter, dan Singer.
Terkhusus untuk standar capaian Pinter, pihaknya ingin meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan solutif dalam konteks kebangsaan.
"Tentu bagaimana menganalisis pemahaman bela negara, menyampaikan ide dan solusi dalam kegaitan kelompok, dan ketuntasan mata pelajaran pendidikan formal," paparnya.
Sehingga dipastikannya bahwa materi yang diajarkan di sekolah formal tetap akan didapatkan mereka.
"Jadi masuk barak itu tidak meninggalkan pelajaran, tetap pelajaran formalnya diikuti. Sebagaimana juga di materi umum, ada wawasan kebangsaan, Pancasila, Undang-Undang, NKRI, bhinneka tunggal ika, kemudian kreativitas, leadership dasar, pelajaran sekolah."
"Selanjutnya bagaimana output-nya, bagaimana lolos postest pemahaman kebangsaan dan tuntas pembelajaran sekolah," tambahnya.
Sementara itu, berdasarkan data pihaknya, sebanyak 272 siswa telah terdaftar sebagai peserta pelatihan.
"Dari seluruh Jawa Barat itu ada 272 peserta didik dari 106 sekolah. Ada 6 SMA, 15 SMP swasta, dan 53 SMA negeri, serta 32 SMP yang swasta," terangnya. (Annisa Zahro)
PT.Portal Indonesia Media