Politik . 18/06/2025, 21:57 WIB
Penulis : Khanif Lutfi | Editor : Khanif Lutfi
fin.co.id - Sejumlah aktivis 98 mengecam pernyataan yang dilontarkan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengenai tidak adanya pemerkosaan massal dalam kericuhan 27 tahun lalu.
Para aktivis tersebut membentuk aliansi 98 yang terdiri dari Pena 98, Barikade 98, Gerak 98, dan KA KBUI 98.
Mereka menyampaikan agar Fadli Zon harus memberikan permemintaan maaf atas perkataan yang dia lontarkan kemarin.
Aliansi 98 menilai bahwa perkataan dari Fadli Zon dapat memanipulasi sejarah dan pengkhianatan terhadap nilai-nilai Reformasi sampai penyesatan terhadap publik.
"Kami menilai, pernyataan Fadli Zon merupakan bentuk perlindungan terhadap pelaku kejahatan kemanusiaan dengan cara meniadakan keberadaan tragedi tersebut dari memori bangsa," kata aliansi 98 di Jakarta pada Rabu 18 Juni 2025.
Tidak hanya sekedar bualan saja, aliansi 98 juga mempunyai bukti kongkret berdasarkan data dan kesaksian dari berbagai lembaga independen, baik nasional maupun internasional termasuk investigasi resmi negara pada masa Presiden B.J. Habibie bahwa pemerkosaan tersebut benar terjadi.
Bahkan tragedi tersebut mendorong dibentuknya Komisi Nasional anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) melalui Keppres No. 181 tahun 1998.
"Ini adalah bentuk kekerasan kedua terhadap para korban dari kekerasan fisik menjadi kekerasan simbolik dan historis," ucap mereka.
Selain itu, anggota aliansi, Jimmy Fajar menegaskan bila Fadli Zon tidak meminta maaf selama satu bulan ke depan, mereka akan mengancam menggerakkan belasan ribu massa untuk menggeruduk gedung Kementerian Kebudayaan jika Fadli masih diam.
"Jika dalam 30 hari Fadli tidak menyampaikan permintaan maaf, kami akan menggelar aksi nasional dan melakukan mobilisasi aksi serentak di berbagai kota di Indonesia," tegas Jimmy.
Atas dasar itu, aliansi 98 memaksa kepada Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto agar segera mencopot jabatan Fadli Zon.
Jimmy menyampaikan bahwa Fadli sudah sering melakukan blunder dalam berbagai pernyataannya. Dalam konteks ini, Fadli dinilai melakukan kesalahan fatal dengan meragukan keberadaan peristiwa keji pada para korban perempuan China.
"Presiden Prabowo mengatakan bahwa banyak Menteri yang salah omong, mungkin kali ini adalah kesekian kalinya Menteri yang salah omong lagi, kemungkinan besar salah pilih," ungkap Jimmy.
PT.Portal Indonesia Media