Viral . 12/08/2025, 12:56 WIB

Viral Gibran Tak Salami Menteri, Ini Dua Spekulasi dari Pengamat

Penulis : Khanif Lutfi  |  Editor : Khanif Lutfi

fin.co.id - Sebuah video yang memperlihatkan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tidak menyalami sejumlah menteri saat Upacara Gelar Pasukan di Batujajar, Bandung Barat, tengah viral di media sosial. 

Momen tersebut memunculkan spekulasi tentang ketidakharmonisan internal dalam kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Dalam video tersebut, Gibran terlihat naik ke panggung utama tanpa menyapa atau menyalami beberapa pejabat negara, termasuk Kemenko IPK, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menko PMK Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan Menko Perekonomian Zulkifli Hasan (Zulhas).

Menanggapi insiden ini, pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Profesor Lili Romli, memberikan analisisnya. Ia menyebutkan ada dua kemungkinan terkait sikap Gibran yang tidak menyalami para menteri tersebut.

“Tidak ada salaman Gibran dengan para menteri tersebut, ada dua kemungkinan, yaitu tidak sengaja karena fokus salaman dengan Pak Dasco dan Jaksa Agung sehingga lupa salaman dengan yang lain. Atau memang sengaja tidak mau salaman dengan para menteri," katanya saat dikonfirmasi, Selasa 12 Agustus 2025.

Ia menegaskan bahwa sikap ini bisa dimaknai dari dua sudut pandang politik

“Pertama, wapres menempatkan diri sebagai atasan sehingga tidak harus salaman dengan bawahan. Yang menyalami harusnya para menteri dengan datang menyambut wapres. Jika seperti ini masih kental sikap feodalisme, suatu sikap dan laku yang tidak baik dalam era modern seperti ini," jelasnya.

“Kedua, menganggap para menteri tersebut dianggap sebagai rival politiknya. Seperti diketahui AHY pernah disebut oleh Pak Prabowo berpeluang untuk maju pada 2029 dan kerap mendapat tugas kenegaraan dari presiden. Hubungan sesama orang tuanya juga tampak ada rivalitas," sambungnya.

Selain itu, ia menyoroti kemungkinan sisa ketegangan politik pasca Pilpres 2024.

"Sedang Cak Imin bisa jadi residu dari kompetisi pilpres. Seperti diketahui, dalam debat cawapres keduanya saling menyerang secara terbuka. Sementara dengan Pak Zulhas bisa jadi karena partai akan mencalonkan kembali Pak Prabowo tanpa menyebut Gibran sebagai cawapresnya," katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya etika politik dalam momen publik, terutama oleh pejabat tinggi negara.

"Apapun alasan atau faktor tidak salaman Gibran dengan para menteri, sebagai pejabat politik yang hadir dalam acara publik cenderung dimaknai dan ditafsirkan secara politik dan etika politik," terangnya.

“Sebagai pejabat politik dan publik dalam filosofi Jawa harus ing ngarso sung tulodo, di depan sebagai pemimpin harus memberi teladan yang baik. Nah dengan tidak salaman tersebut dimaknai oleh publik tidak ing ngarso sung tulodo," tutupnya.

Perlu diketahui, Ketua DPR RI Puan Maharani meminta publik tidak terburu-buru menyimpulkan atau berspekulasi berlebihan.

"Kalau yang ada di video itu ya kita lihat dulu lah. Jangan berspekulasi, coba berpikiran positif," kata Puan dalam Konferensi pers di Komplek Parlemen, Senayan, Senin 11 Agustus 2025.

Share artikel ini :

TERKINI

TERPOPULER

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

Email:fajarindonesianetwork@gmail.com