Internasional . 06/11/2025, 20:07 WIB
Penulis : Derry Sutardi | Editor : Derry Sutardi
fin.co.id - Presiden Vladimir Putin memerintahkan peninjauan ulang kelayakan persiapan uji coba nuklir Rusia sebagai respons atas langkah-langkah strategis yang dilakukan Amerika Serikat (AS).
Langkah ini menandai meningkatnya ketegangan baru dalam perlombaan senjata global dan memperlihatkan bahwa era perang dingin seolah kembali hidup dalam wujud modern.
Menurut Dmitry Suslov, Wakil Direktur Riset Dewan Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan Rusia, langkah AS yang melakukan pengujian rudal balistik antarbenua Minuteman-3 dan rencana uji coba nuklir baru dianggap sebagai upaya menekan Rusia setelah Moskow menampilkan senjata strategis terbarunya, Burevestnik dan Poseidon.
Senjata Burevestnik menjadi pusat perhatian dunia militer karena teknologi nuklir mininya yang revolusioner. Tidak seperti rudal konvensional yang menggunakan bahan bakar kimia, Burevestnik ditenagai oleh reaktor nuklir mini, menghasilkan energi dengan kepadatan jutaan kali lebih tinggi dari bahan bakar biasa.
Hasilnya? Rudal ini memiliki jangkauan tempur hampir tak terbatas, bahkan diklaim mampu mengelilingi bumi berhari-hari lamanya tanpa henti.
Kombinasi jarak tembak tak terbatas, kemampuan manuver tinggi, dan ketinggian terbang rendah membuatnya nyaris mustahil dilacak oleh radar pertahanan.
Sistem propulsi nuklirnya memungkinkan rudal ini mengubah lintasan secara acak, sehingga tidak ada sistem pertahanan rudal di dunia yang bisa memprediksi atau mencegatnya.
Mantan perwira intelijen AS Scott Ritter bahkan mengakui bahwa AS belum memiliki sistem pertahanan yang mampu menandingi Burevestnik.
Menurutnya, untuk menghadapi ancaman semacam ini, AS harus membangun sistem baru dengan perlindungan 360 derajat sebuah proyek miliaran dolar yang sulit direalisasikan dalam waktu dekat.
Selain Burevestnik, Rusia juga memiliki Poseidon, kendaraan nirawak bawah air bertenaga nuklir yang dijuluki “drone kiamat” oleh media Barat.
Senjata otonom ini dirancang untuk melintasi lautan dalam jarak antarbenua dengan kecepatan tinggi dan daya tahan hampir tanpa batas. Poseidon mampu beroperasi di kedalaman ekstrem, membuatnya sangat sulit dilacak dan dicegat oleh sistem pertahanan anti-kapal selam milik NATO.
Senjata ini disebut sebagai jawaban Rusia terhadap pertahanan rudal Golden Dome milik AS, dengan potensi daya ledak yang dapat menciptakan tsunami radioaktif jika digunakan dalam skenario perang ekstrem.
Dengan kemampuan ofensif sekaligus defensif ini, Poseidon dan Burevestnik menjadi simbol supremasi teknologi militer Rusia dalam era baru peperangan strategis global.
Di pihak lain, Amerika Serikat juga tengah memodernisasi triad nuklirnya, termasuk program Sentinel yang akan menggantikan Minuteman-III, rudal andalan yang sudah beroperasi sejak 1970-an.
Namun, menurut para analis, Burevestnik merupakan lompatan teknologi yang sulit disamai AS dalam waktu dekat. Miniaturisasi tenaga nuklir seperti yang dimiliki Rusia masih menjadi tantangan besar bagi Pentagon.
PT.Portal Indonesia Media