Internasional . 10/11/2025, 22:30 WIB
Penulis : Derry Sutardi | Editor : Derry Sutardi
fin.co.id - Kemenangan Zohran Kwame Mamdani sebagai Wali Kota New York tampaknya menjadi momen bersejarah sekaligus kontroversial bagi politik Amerika Serikat.
Sosok muslim berdarah Uganda itu berhasil mengalahkan dua nama besar politik AS—Andrew Cuomo dan Curtis Sliwa—dalam pemilihan yang digelar pekan lalu.
Namun di balik euforia kemenangan tersebut, muncul suara keras dari aktivis sayap kanan Laura Elizabeth Loomer, yang secara terbuka menyatakan kekhawatirannya terhadap apa yang ia sebut sebagai “laju islamisasi Amerika.”
Zohran Mamdani, pria kelahiran Uganda, 18 Oktober 1991, resmi mencatatkan diri sebagai muslim pertama dalam sejarah yang menjadi Wali Kota New York.
Putra dari akademisi terkenal Mahmood Mamdani dan sutradara Mira Nair ini dikenal sebagai penganut Islam Syiah dan pendukung kuat sosialisme demokrasi.
Dalam Pilwako New York, Mamdani mengantongi 50,4 persen suara, mengungguli mantan gubernur New York Andrew Cuomo (41,6 persen) dan aktivis konservatif Curtis Anthony Sliwa (7,1 persen).
Kemenangannya disebut-sebut mencerminkan perubahan besar dalam wajah politik kota yang dijuluki The Big Apple itu — dari simbol kapitalisme global menjadi episentrum kebangkitan progresif dan pluralisme politik.
Laura Loomer, aktivis nasionalis kulit putih dan pendukung garis keras Partai Republik, melihat kemenangan Mamdani sebagai ancaman serius terhadap nilai-nilai tradisional Amerika dan hubungan AS–Israel.
Menurut Loomer, pemilihan wali kota di New York bukan semata soal kebijakan transportasi publik atau perumahan murah yang diusung Mamdani dalam kampanye.
Loomer memperingatkan bahwa kemenangan politikus beragama Islam di jantung ekonomi dunia itu akan menjadi sinyal bahaya bagi komunitas Yahudi di seluruh dunia.
PT.Portal Indonesia Media