fin.co.id - Seorang imam masjid di Afrika Selatan bernama Muhsin Hendricks, ditembak mati oleh orang tak dikenal setelag secara terang-terangan mengaku diri sebagai gay atau penyuka sesama jenis.
Dia ditembak pada hari Sabtu lalu di dekat kota selatan Gqeberha, kata polisi Afrika Selatan.
Muhsin Hendricks mengelola sebuah masjid di kota tersebut dan menjadikan masjid itu sebagai tempat perlindungan bagi kaum gay dan muslim yang terpinggirkan.
Muhsin Hendricks ditembak saat sedang berada di dalam mobil bersama beberapa orang lainnya. Saat mereka sedang berkendara, sebuah kendaraan berhenti di depan mobil mereka dan melepas tembakan
"Dua tersangka tak dikenal dengan wajah tertutup keluar dari kendaraan dan mulai melepaskan beberapa tembakan ke kendaraan tersebut," kata kepolisian Eastern Cape dalam sebuah pernyataan.
“Kemudian mereka meninggalkan tempat kejadian, dan pengemudi melihat bahwa Hendricks, yang duduk di belakang kendaraan, tertembak dan terbunuh.”
Baca Juga
Saat ini motif pembunuhan imam LGBT itu masih sedang didalami otoritas setempat.
"Motif pembunuhan tersebut belum diketahui dan merupakan bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung," kata polisi.
Sementara itu, Asosiasi Lesbian, Gay, Biseksual, Trans, dan Interseks (LGBT) Internasional mengecam pembunuhan tersebut.
“Keluarga ILGA World sangat terkejut mendengar berita pembunuhan Muhsin Hendricks, dan meminta pihak berwenang untuk menyelidiki secara menyeluruh apa yang kami khawatirkan sebagai kejahatan kebencian,” kata direktur eksekutif Julia Ehrt dalam sebuah pernyataan.
Hendricks, yang terlibat dalam berbagai kelompok advokasi LGBTQ, menyatakan diri sebagai gay pada tahun 1996. Ia mengelola masjid Al-Ghurbaah di Wynberg dekat tempat kelahirannya di Cape Town.
Masjid tersebut menyediakan “ruang aman di mana kaum Muslim queer dan perempuan terpinggirkan dapat menjalankan Islam,” demikian pernyataan di situs webnya. (*)