fin.co.id - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait kembali meninjau tembok pembatas antara kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 1 dan Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama yang digelar pada Rabu, 19 Februari 2025 setelah aksi unjuk rasa warga Kapuk Muara pada Jumat, 14 Februari 2025. Warga menuntut dibukanya akses jalan ROW 47 yang saat ini tertutup.
Dalam pertemuan kedua ini, Maruarar, yang akrab disapa Ara, memberikan tenggat waktu dua minggu kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Jakarta Utara dan Polres Metro Jakarta Utara untuk mengambil keputusan terkait akses jalan tersebut.
Tuntutan dan Langkah Penyelesaian
Ara menegaskan bahwa Pemda Jakarta Utara harus segera menetapkan lokasi baru (penlok) untuk membuka akses jalan dari Kompleks Selatan Timur PIK 1 ke Kelurahan Kapuk Muara. Pasalnya, penlok terakhir dibuat pada 2015 dan sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini.
Sementara itu, Polres Metro Jakarta Utara diminta untuk melakukan investigasi penyebab banjir yang dikeluhkan warga Kapuk Muara. Warga menduga banjir terjadi akibat penutupan akses jalan dan adanya tumpukan batu di sekitar tembok.
“Nanti kita bicarakan lagi. Mudah-mudahan dalam dua minggu sudah ada keputusan,” ujar Ara saat berada di lokasi.
Peran Pengembang dan Dampak bagi Warga
Akses jalan yang menjadi sengketa ini tertutup tembok yang dibangun oleh PT Mandara Permai. Selain itu, PT Lumbung Kencana Sakti diduga turut andil dengan menumpuk bebatuan di sekitar area tersebut. Akibatnya, warga Kapuk Muara diduga mengalami dampak negatif, termasuk banjir di wilayah mereka.
Baca Juga
Pada pertemuan sebelumnya di Kantor Kelurahan Kapuk Muara, Ara menyatakan kesiapannya untuk turun langsung membuka tembok sepanjang kurang lebih 47 meter setelah proses administrasi selesai.
“Begitu selesai (proses administrasi), saya akan datang lagi untuk membuka tembok ini demi kepentingan rakyat, agar masyarakat dapat bersosialisasi dan tidak ada eksklusivitas,” tegasnya.
Warga Kapuk Muara berharap akses jalan ini segera dibuka agar mobilitas mereka lebih lancar. Namun, sebagian warga Kompleks Selatan Timur PIK 1 mengkhawatirkan potensi kemacetan jika akses tersebut dibuka sepenuhnya. (*)