Ekonomi . 17/04/2025, 09:53 WIB
Penulis : Sigit Nugroho | Editor : Sigit Nugroho
fin.co.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih menunjukkan kecenderungan melemah, meskipun sempat mencatat penguatan tipis di awal perdagangan Kamis pagi (16/4). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada di level Rp16.811 per dolar AS pada pukul 09.19 WIB, menguat 26 poin atau 0,15% dibandingkan posisi penutupan sebelumnya di Rp16.837.
Namun, penguatan ini dinilai belum cukup kuat untuk menghapus tekanan eksternal yang membayangi rupiah dalam beberapa waktu terakhir. Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, menyebut bahwa kurs rupiah masih berpotensi kembali melemah akibat meningkatnya minat pasar terhadap aset aman seperti emas.
"Pergerakan harga emas yang tembus rekor tertinggi di atas US$3.300 per troy ons menunjukkan bahwa pasar sedang mencari perlindungan dari ketidakpastian," ujar Ariston.
Salah satu faktor utama yang menekan nilai tukar rupiah adalah kebijakan perang tarif yang kembali mencuat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Isu ini memunculkan ketidakpastian baru di pasar global, terutama setelah pernyataan terbaru dari Ketua The Fed, Jerome Powell.
Powell secara tersirat menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak kebijakan tarif tersebut yang berpotensi memicu inflasi di Amerika Serikat. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa Federal Reserve kemungkinan akan menahan diri untuk tidak menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.
Menurut Ariston, kondisi ini menjadi tekanan ganda bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. “Jika suku bunga AS tetap tinggi dan inflasi menguat, maka investor akan lebih memilih aset berbasis dolar AS,” jelasnya.
Ia memperkirakan kurs rupiah hari ini masih bisa melemah hingga menyentuh kisaran Rp16.900 per dolar AS, dengan area support di sekitar Rp16.800.
Ketidakpastian global dan sentimen negatif dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat terus menjadi tantangan bagi stabilitas nilai tukar rupiah. Pelaku pasar pun diimbau untuk mencermati dinamika eksternal yang bisa memengaruhi pergerakan rupiah dalam waktu dekat. (*)
PT.Portal Indonesia Media