Nasional

Hari Kedua Workshop Esoterika Fellowship Program, Denny JA: AI Dorong Tafsir Agama Pro Hak Asasi

news.fin.co.id - 22/04/2025, 21:13 WIB

Hari Kedua Workshop Esoterika Fellowship Program, Denny JA: AI Dorong Tafsir Agama Pro Hak Asasi

fin.co.id - Tafsir agama yang direkomendasikan Artificial Intelligence (AI) cenderung pro-hak asasi. Hal ini terjadi karena AI difilter oleh para pengembangnya agar berdiri di atas nilai-nilai etika universal, menghindari ujaran kebencian, kekerasan, dan diskriminasi. Ini menciptakan sistem yang tak akan mendukung tafsir yang menindas sesama atas nama Tuhan.

Hal tersebut juga terjadi karena referensi AI sangat beragam, dari spektrum konservatif hingga progresif, dari teks klasik hingga refleksi kontemporer. Dalam keanekaragaman itu, rekomendasi AI justru cenderung moderat, mencari jalan tengah yang rasional, inklusif, dan selaras dengan prinsip keadilan.

Hal itu disampaikan oleh pelopor gerakan spiritual lintas iman dan penggagas Forum Esoterika, Denny JA dalam diskusi hari kedua workshop Esoterika Fellowship Masuk Kampus pada Selasa (22 April 2025). 

Workshop ini yang digelar di Jakarta pada Selasa (21-23 April 2025). Pertemuan ini kembali menghadirkan ruang dialog lintas iman dan disiplin untuk menggali lapisan terdalam spiritualitas serta tantangan interpretasi agama di tengah dunia yang terus berubah. 

Advertisement

Diketahui bahwa sebanyak 25 dosen dari 9 kampus ternama di Indonesia berkumpul dalam workshop terkait program Esoterika Fellowship Masuk Kampus, yang digelar di Jakarta pada 21 hingga 23 April 2025. Kampus-kampus yang berpartisipasi meliputi UIN Bandung, Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), Universitas Kristen Indonesia (UKI), IPMI International Business School, Universitas Hindu Negeri (UHN), IAIN Cirebon, STABN Sriwijaya, President University dan perwakilan dari Ambon. 

Para peserta sendiri terdiri dari 17 doktor, 6 master dan 2 profesor, yang mewakili spektrum agama dan disiplin ilmu yang luas, dari filsafat, teologi, hingga sosiologi.

Workshop hari kedua dimulai dengan sesi yang membahas soal menggali kekayaan kultural agama-agama yang diisi oleh Dr. Halim Wiryadinata dari Universitas Kristen Indonesia yang menekankan soal agama sebagai dokumen peradaban dan Sidrotun Naim, Ph.D dari IPMI yang membahas bagaimana dokumen lama tentang toleransi dapat kembali dihidupkan dalam konteks modern.

Sesi diskusi berlanjut dengan topik perebutan tafsir agama yang disampaikan oleh Dr. Neng Hannah, M. Ag dari UIN Bandung dan tim pengajar dari IAIN Ambon. Mereka menyoroti bahwa tidak ada tafsir tunggal dalam agama, serta pentingnya keberanian dalam menghadirkan pendekatan-pendekatan baru terhadap kitab suci.

Kemudian sesi ketiga membahas soal agama di era Google yang menggambarkan dinamika pencarian spiritual dalam era digital. Pengajar teologi Hindu Fakultas Brahma Widya dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa yakni Drs. I Ketut Donder, M.Ag., PhD.D. dan tim pengajar dari STABN Sriwijaya yang menampilkan data tentang 4.300 lebih agama dan kepercayaan yang tersebar di dunia, serta fakta-fakta Google yang memperlihatkan dua tren besar dalam moralitas publik.

Advertisement

Tema spiritualitas di era AI menjadi sorotan berikutnya, dengan pembicara yakni Abdullah Sumrahadi dari President University, Dr. Mohamad Shofan dari UIN Cirebon, dan Monica JR dari Esoterika. Mereka membahas keterkaitan antara spiritualitas, filsafat, dan teknologi kecerdasan buatan, dari neuroscience hingga prinsip-prinsip universal tentang satu bumi, satu homo sapiens, satu spiritualitas.

Diskusi berlanjut di sesi selanjutnya dengan refleksi mendalam pada tema makna hidup dan algoritma yang diulas oleh tim pengajar dari UNPAR yang menekankan lima hukum hidup bermakna yang diilhami para sufi serta sementara Elza Peldi Taher dari Esoterika yang membagikan pengalaman personalnya dalam forum spiritualitas Esoterika.

Rangkaian sesi diskusi dalam workshop tersebut juga diisi dengan agenda lain termasuk meditasi, ice breaking. musik akustik serta diskusi yang hangat.

Esoterika Fellowship Masuk Kampus sendiri merupakan bagian dari gerakan Forum Esoterika. Program yang dipimpin oleh Ahmad Gaus AF dan Dr. Budhy Munawar Rachman ini membawa spirit untuk membawa agama kembali ke jantung kesadaran manusia, melampaui doktrin, menuju makna. *

Khanif Lutfi
Penulis