fin.co.id - Rotasi besar-besaran kembali terjadi di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Di bawah kepemimpinan Jenderal TNI Agus Subiyanto, sebanyak 237 perwira tinggi (Pati) TNI mengalami mutasi jabatan.
Salah satu nama yang menarik perhatian adalah Letjen Kunto Arief Wibowo, anak dari mantan Wakil Presiden Try Sutrisno. Kunto Arief yang sebelumnya menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, kini digeser menjadi Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Mutasi ini tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554/IV/2025 yang ditandatangani pada 29 April 2025. Keputusan tersebut mengatur pemberhentian dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI sebagai bagian dari sistem pembinaan karier militer.
Menariknya, Letjen Kunto Arief belum genap lima bulan menjabat sebagai Pangkogabwilhan I. Ia baru dilantik pada awal Januari 2025, namun kini harus menyerahkan tongkat komando kepada Laksda Hersan, sosok yang dikenal sebagai mantan ajudan sekaligus Sesmilpres Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mutasi Bukan Hal Baru di TNI
Menanggapi keputusan ini, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen Kristomei Sianturi menegaskan bahwa rotasi dan mutasi merupakan hal yang biasa dan rutin dalam tubuh militer.
"Mutasi ini adalah bagian dari sistem pembinaan personel sekaligus kebutuhan organisasi untuk menjawab tantangan tugas yang terus berkembang," ujar Kristomei, Kamis, 1 Mei 2025.
Ia juga menambahkan bahwa kebijakan ini diambil untuk menjaga semangat profesionalisme dan loyalitas di antara perwira tinggi TNI.
Baca Juga
"Diharapkan para perwira tinggi yang mengemban jabatan baru dapat melaksanakan amanah dengan penuh dedikasi, loyalitas, dan profesionalisme," sambungnya.
Langkah Strategis Panglima TNI
Selain pembinaan karier, Kristomei menyebut bahwa rotasi ini adalah bagian dari strategi Panglima TNI untuk meningkatkan kinerja dan soliditas satuan TNI di tengah dinamika global dan tantangan strategis pertahanan negara.
"Rotasi ini mencerminkan visi Panglima TNI untuk mendorong organisasi yang Prima—Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif," tuturnya.
Meski dimutasi, Letjen Kunto Arief tetap mendapat kepercayaan di lingkaran strategis Angkatan Darat sebagai Staf Khusus KSAD. Ini menjadi penegasan bahwa mutasi bukanlah bentuk penurunan jabatan, melainkan penyesuaian kebutuhan organisasi.
Transformasi TNI Terus Berjalan
Dengan total 237 perwira tinggi yang dimutasi, rotasi ini menjadi salah satu langkah besar Panglima Agus Subiyanto dalam menata ulang komando dan memperkuat pertahanan nasional. Perpindahan Letjen Kunto Arief ke jabatan staf khusus juga dinilai sebagai bagian dari regenerasi dan penyegaran di posisi strategis.
Rotasi ini sekali lagi menunjukkan bahwa di lingkungan TNI, setiap pergeseran jabatan bukan semata-mata soal posisi, melainkan bagian dari dinamika pembinaan dan strategi besar organisasi. (Anisha Aprilia)