Nasional

Prabowo: Hapus Outsourcing Bisa, Tapi Harus Realistis

news.fin.co.id - 01/05/2025, 15:32 WIB

Presiden Partai Buruh Said Iqbal meminta Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus sistem kerja outsourcing. (Cahyono)

fin.co.id - Suasana peringatan May Day 2025 di Monas, Jakarta, terasa berbeda tahun ini. Ribuan buruh berkumpul, tak sekadar menyuarakan tuntutan, tapi juga menyaksikan momen penting: Presiden terpilih Prabowo Subianto hadir langsung di tengah mereka.

Salah satu suara paling lantang datang dari Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, yang menyampaikan permintaan tegas kepada Prabowo. Ia menyoroti soal sistem kerja outsourcing yang menurutnya telah menjadi bentuk "perbudakan modern" di era saat ini.

“Kami tahu, Bapak sangat peduli untuk menghapus outsourcing. Modern slavery, perbudakan modern,” ujar Said dengan nada penuh harap.

Permintaan itu bukan tanpa alasan. Bagi banyak buruh, sistem kerja outsourcing kerap dianggap merugikan karena tidak memberikan kepastian kerja dan kesejahteraan yang layak. May Day kali ini pun menjadi momentum untuk menyampaikan keresahan tersebut secara langsung kepada kepala negara terpilih.

Advertisement

Respons Prabowo: Siap Evaluasi, Tapi Minta Realistis

Menanggapi permintaan tersebut, Prabowo tak tinggal diam. Ia menyatakan komitmennya untuk segera mengevaluasi sistem kerja outsourcing.

“Kalau bisa tidak segera, tapi secepat-cepatnya kita ingin menghapus outsourcing,” kata Prabowo di hadapan massa buruh yang memadati kawasan Monas.

Prabowo bahkan menyebutkan bahwa ia akan meminta Dewan Kesejahteraan Nasional untuk mempelajari lebih dalam soal mekanisme penghapusan outsourcing. Namun, ia juga mengingatkan agar langkah ini dilakukan dengan bijak dan mempertimbangkan keberlangsungan investasi di Indonesia.

“Kita harus realistis. Kita juga harus menjaga kepentingan para investor. Kalau mereka tidak investasi, tidak ada pabrik, kalian tidak bekerja,” tambahnya.

Rencana Pertemuan Buruh dan Pengusaha di Istana

Sebagai langkah lanjutan, Prabowo merencanakan sebuah pertemuan penting di Istana Bogor. Ia akan mempertemukan 150 pimpinan buruh dengan 150 pimpinan perusahaan untuk mencari titik temu soal kesejahteraan pekerja.

Advertisement

“Saya akan katakan kepada para pengusaha, tidak boleh mau kaya sekaya-kayanya sendiri tanpa mengajak pekerja hidup dengan baik,” tegasnya.

Pernyataan tersebut disambut positif oleh para buruh yang hadir. Meski belum ada kebijakan konkret yang diumumkan hari itu, banyak pihak menilai bahwa peringatan May Day kali ini membuka ruang dialog yang lebih terbuka antara pemerintah, pekerja, dan pelaku usaha.

May Day, Lebih dari Sekadar Seremonial

Peringatan May Day 2025 menunjukkan bahwa isu ketenagakerjaan tak bisa lagi dipinggirkan. Tuntutan penghapusan outsourcing menjadi simbol perjuangan buruh yang menginginkan keadilan di tempat kerja.

Dengan janji dialog dan evaluasi dari Prabowo, harapan akan sistem kerja yang lebih adil pun kembali muncul. Tinggal menunggu, apakah janji-janji tersebut akan benar-benar diwujudkan dalam kebijakan nyata. (Cahyono)

Sigit Nugroho
Penulis