fin.co.id - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyebut wabah campak yang merebak di Eropa dan Amerika salah satunya penyebabnya karena warganya enggan menerima vaksinasi. Maka itu, kata dia, campak kembali mewabah.
"Jadi, campak di Amerika itu balik lagi, di sana, kan, banyak yang tidak percaya dengan vaksin, antivaksin. (Padahal) campak-rubella itu ada vaksinnya," kata Budi kepada Disway Group ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Senin, 12 Mei 2025.
Ketidakpercayaan terhadap vaksin ini imbas banyaknya informasi menyesatkan yang marak beredar di media sosial. Alhasil, kata dia, mempengaruhi kepercayaan masyarakat luas.
"Karena ketidakpercayaan ini, hoaks ini menyebar ke media-media sosial, itu jadi sangat berpengaruh kepada kepercayaan masyarakat pada vaksin di sana," tambahnya.
Oleh karena itu, dia mengimbau, agar masyarakat Indonesia tidak turut serta terjerumus dalam konspirasi tersebut dan memicu wabah lain, termasuk campak.
"Karena kalau itu terjadi di Indonesia, itu kasihan, banyak orang yang akan meninggal karena itu (campak). Jadi itu terjadi karena ketidakpercayaan terhadap vaksin," tandasnya.
Akibatnya, "Banyak anak-anak yang tidak terimunisasi dan mereka tertuar dan akibatnya fatal."
Oleh karena itu, ia berharap agar masyarakat tidak mudah percaya dengan hoaks dan mau menerima vaksinasi demi mencegah tertular penyakit.
Baca Juga
"Saya minta ke teman-teman, jangan percaya kepada sesuatu yang sifatnya unscientific, hoaks, dan disebar-sebarkan di WhatsApp Group dan di media sosial, padahal itu sebenarnya sangat berbahaya bagi masyarakat," tuturnya.
Sebagai informasi, kasus campak di Amerika dan Eropa mengalami lonjakan 11 dan 10 kali lipat dalam beberapa tahun belakangan. Berdasarkan data WHO Pan-Amerika, dilaporkan 2.318 kasus campak pada akhir April 2025 pada enam negara, yakni Amerika Serikat, Meksiko, Argentina, Belize, Brasil, dan Kanada.
Sebagai contoh, per 2 Mei 2025, Amerika Serikat melaporkan 935 kasus campak di 30 negara bagian denegan 3 di antaranya meninggal dunia.
Begitu pula dengan Kanada yang melaporkan adanya 1.177 kasus campak per 19 April 2025. Kemudian di Eropa, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengungkapkan terdapat 35.212 kasus campak di Uni Eropa pada tahun 2024, baik 3.973 kasus dibanding 2023.
Di Indonesia sendiri, Kejadian Luar Biasa (KLB) campak masih juga dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Pada 2024, Kementerian Kesehatan RI mencatat terdapat setidaknya 53 KLB campak di 37 kabupaten/kota dalam 16 provinsi.
(Annisa Zahro)