Internasional . 14/05/2025, 11:41 WIB
Penulis : Afdal Namakule | Editor : Afdal Namakule
fin.co.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pihaknya tidak ada niat menghentikan perang di Gaza. Bahkan meskipun pejuang Palestina, Hamas- membebaskan beberapa sandera Israel yang ditahan.
"Hamas mungkin berkata 'oke - kami ingin membebaskan sepuluh orang lagi.' Tidak akan ada situasi di mana kami menghentikan perang," ujar Netanyahu dikutip dari Anadolu, Rabu 14 Mei 2025.
Netanyahu mengatakan, Israel mungkin akan menerima usulan gencatan senjata. Namun tidak akan berkomitmen untuk mengakhiri perang di Gaza.
Dia berujar, misinya jelas, lenyapkan Hamas. "Melenyapkan Hamas dan membebaskan semua sandera kami - ini adalah kerja sama," kata dia.
Netanyahu mengatakan, dalam beberapa hari ke depan, pihaknya akan mengerahkan kekuatan penuh ke Gaza untuk Kembali bertempur mengalahkan Hamas.
"Dalam beberapa hari mendatang, kami akan masuk dengan kekuatan penuh untuk menyelesaikan operasi untuk mengalahkan Hamas. Pasukan kami sudah ada di sana sekarang," tambahnya.
Sementara itu. Kantor Netanyahu mengatakan ia mengarahkan tim negosiasinya untuk pergi ke Qatar guna membahas kemungkinan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan dengan kelompok Palestina Hamas.
Delegasi tersebut diperkirakan akan tetap berada di Doha setidaknya hingga hari Kamis di tengah lawatan Presiden AS Donald Trump ke Teluk.
Hamas membebaskan sandera Israel-Amerika Edan Alexander pada hari Senin 12 Mei lalu, dengan mengatakan bahwa pembebasan itu dilakukan setelah komunikasi dengan Washington sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza.
Israel memperkirakan bahwa 58 tawanan Israel masih berada di Gaza, termasuk 21 yang masih hidup.
Sementara itu, lebih dari 9.900 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel, di mana mereka menghadapi penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, kondisi yang telah menyebabkan banyak kematian, menurut laporan oleh media Palestina dan Israel serta organisasi-organisasi hak asasi manusia.
Tentara Israel telah melanjutkan serangan brutal di Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 52.900 warga Palestina sejak Oktober 2023, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong itu. *
PT.Portal Indonesia Media