Ekonomi

Danantara Indonesia dan INA Jalin Sinergitas dengan Eramet Kembangkan Bahan Baku Kendaraan Listrik

news.fin.co.id - 31/05/2025, 16:08 WIB

Foto ilustrasi lokasi pengisian daya listrik mobil (Dokumen Istimewa)

fin.co.id - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia dan Indonesia Investment Authority (INA) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan pertambangan asal Prancis, Eramet, untuk menjajaki pembentukan platform investasi strategis di sektor nikel, dari operasi hulu hingga hilir. Kemitraan ini bertujuan untuk mengembangkan ekosistem bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang berkelanjutan dan terintegrasi di Indonesia.

“Kami telah meninjau berbagai peluang untuk berpartisipasi dalam rantai nilai baterai EV berbasis nikel di Indonesia, dan menyambut baik inisiatif hari ini,” kata Chief Executive Officer Eramet Group, Paulo Castellari dalam keterangan persnya, Jumat, 30 Mei 2025.

Paulo mengatakan, pihaknya siap bersinergi di bidang pertambangan berkelanjutan. Bahkan, sambungnya, pihaknya siap berkomitmen secara jangka panjang.

“Kami siap memberikan kontribusi melalui keahlian kami di bidang pertambangan berkelanjutan serta komitmen jangka panjang dalam mengembangkan industri strategis di tanah air,” katanya.

Sejak hadir pada tahun 2006 dengan operasional pertambangan nikelnya di Weda Bay, Maluku, Eramet telah memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan salah satu cadangan nikel terbesar di Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Diketahui, Eramet sebelumnya juga sudah menjalin kemitraan dengan Badan Geologi untuk memulai studi dan eksplorasi mineral kritis, termasuk lithium, guna mendukung target transisi energi nasional.

“Dengan fokus pada pengolahan hilir, transisi energi, dan mineral kritis, prioritas Danantara Indonesia dan INA sejalan dengan ambisi strategis Eramet di Indonesia,” kata Paulo.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir mengatakan, kemitraan ini juga akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat global dalam rantai pasok baterai EV.

“Dalam kemitraan ini, Danantara Indonesia dan INA akan mengelola pembiayaan jangka panjang untuk mendukung pengembangan investasi, sementara Eramet berkontribusi melalui keahlian teknis dan pengalaman dalam menjalankan proyek pertambangan skala besar sesuai standar berkelanjutan internasional,” tuturnya.

Dia mengatakan, pihaknya akan melakukan penilaian awal guna mengidentifikasi proyek paling tepat untuk memaksimalkan potensi ekosistem EV nasional, sekaligus menyiapkan peta jalan untuk kolaborasi ke depan.

(Bianca Khairunnisa)

Mihardi
Penulis