Ekonomi . 27/09/2025, 16:55 WIB
Penulis : Mihardi | Editor : Mihardi
fin.co.id – Empat dari lima badan usaha (BU) swasta resmi menandatangani perjanjian kerja sama business to business (B2B) dengan PT Pertamina (Persero) terkait pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) impor tambahan. Sementara satu BU lainnya hingga Rabu, 24 September 2025 malam belum mengajukan kesepakatan dengan Pertamina Patra Niaga.
Juru Bicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dwi Anggia membenarkan bahwa sebagian besar BU swasta telah memenuhi administrasi sesuai persyaratan yang ditetapkan Pertamina.
“Semua persyaratan sudah dipenuhi oleh Pertamina. Kalau memang ada niat baik agar masyarakat bisa terlayani, seharusnya segera laksanakan B2B-nya dan barang bisa langsung disalurkan,” ujarnya di Jakarta.
Dwi memastikan, BBM impor tambahan yang dipesan Pertamina sudah berada di Indonesia dan siap didistribusikan. Pasokan ini telah melalui pengujian Lemigas serta mekanisme surveyor kolaboratif sehingga memenuhi standar spesifikasi internasional.
Ia menegaskan bahwa Pertamina tidak mengambil keuntungan dari situasi ini. “Prioritas kita adalah memastikan barang tersedia di masyarakat untuk melayani konsumen,” tegasnya.
Meski empat BU swasta sudah sepakat, mekanisme penyaluran tetap bergantung pada konsensus masing-masing dengan Pertamina. Kementerian ESDM hanya bertindak sebagai fasilitator agar transaksi B2B berjalan efektif.
Lebih lanjut, Dwi mengingatkan bahwa sesuai Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2024 tentang Neraca Komoditas, BU swasta wajib menyampaikan kebutuhan impor tahun 2026 paling lambat Oktober ini.
“Jadi kalau ada istilah monopoli impor satu pintu, itu tidak ada. Untuk tahun ini maupun tahun depan mekanismenya tetap B2B dan kolaborasi,” pungkasnya.
(Dimas Rafi)
PT.Portal Indonesia Media