.png)
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa jumlah resmi tetap 27 persoalan, karena data tersebut ia kumpulkan satu per satu berdasarkan informasi dari publik.
Berbeda dengan pendekatan umum yang mengutamakan masalah tertentu, Mahfud menekankan bahwa tidak ada prioritas khusus dalam penanganan 27 persoalan itu. Semua harus dibahas dan diselesaikan secara setara.
Ia juga menekankan bahwa Percepatan Reformasi Polri tidak bekerja secara sepihak. Setiap data dan temuan akan dicocokkan dengan Polri untuk mencari titik temu dan solusi bersama.
Mahfud menekankan bahwa tim Percepatan Reformasi bukanlah lembaga pengawas yang berada di atas Polri. Mereka datang sebagai mitra strategis untuk membantu membereskan persoalan struktural dan kultural di tubuh kepolisian.
Baca Juga
Mahfud juga menyebut bahwa Polri sendiri terbuka dalam proses ini. Institusi kepolisian telah memiliki catatan-catatan terkait kelemahan internalnya, dan kini keduanya saling menyelaraskan temuan tersebut.
Pengakuan Mahfud ini memperlihatkan bahwa upaya reformasi besar-besaran yang dicanangkan pemerintah tidak sekadar formalitas, tetapi menyentuh persoalan aktual yang dialami masyarakat. Dengan adanya 27 temuan masalah dan komitmen untuk menyelesaikannya bersama, publik berharap Polri bisa semakin transparan, profesional, dan dipercaya.
