Nasional

Mendikdasmen Respons Ratusan Siswa SMP di Buleleng Belum Bisa Baca

news.fin.co.id - 24/04/2025, 21:17 WIB

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti di Bekasi, Kamis 6 Maret 2025. Foto: Dimas Rafi

fin.co.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menanggapi banyaknya siswa SMP di Buleleng, Bali yang belum bisa membaca.

Mu'ti mengaku telah berkoordinasi dengan unit pelaksana teknis (UPT) dinas pendidikan setempat untuk mendalami hal ini.

Diketahui, terdapat sekitar 400 murid SMP di daerah tersebut yang belum bisa membaca atau kemampuan membacanya sangat rendah memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

"Satu yang kami temukan, sebagian anak itu mengalami disleksia. Yang kedua, juga memang mereka adalah anak-anak yang berkebutuhan khusus. Yang ketiga, mereka adalah yang berasal dari keluarga yang tidak baik-baik saja, begitu," papar Mu'ti kepada awak media di Kantor KPK, Jakarta, 24 April 2025.

Advertisement

Tak hanya itu, rupanya para siswa tersebut juga ada yang kekurangan motivasi untuk meningkatkan kemampuan literasi.

"Sebagian mereka adalah murid-murid yang memang dalam masa pandemi Covid-19 itu tidak mendapatkan layanan pendidikan yang sebaik-baiknya," terangnya.

"Mereka ini, kan, SMP sehingga ketika masa Covid-19 tahun 2020, 2019, dan seterusnya itu mereka memang tidak bisa belajar karena berbagai hal," lanjutnya.

Lebih lanjut, ia memastikan telah melakukan sejumlah langkah untuk memperbaiki kondisi tersebut.

"Pertama, mereka yang memiliki kemampuan yang rendah itu mendapatkan layanan pendidikan khusus. Jadi mereka diberikan semacam remedial atau layanan pendidikan tambahan agar mereka dapat membaca," cetusnya.

Advertisement

Kemudian, pihak sekolah memberikan bimbingan konseling untuk meningkatkan motivasi untuk giat belajar membaca.

Sebelumnya, Dewan Pendidikan Buleleng, Bali mengungkap adanya ratusan siswa SMP di wilayahnya yang masih belum bisa membaca.

"Jumlahnya bervariasi di tiap sekolah, mulai dari beberapa siswa saja hingga puluhan siswa. Sekolahnya tersebar hampir di seluruh SMP di sembilan kecamatan yang ada," papar Ketua Dewan Pendidikan Buleleng I Made Sedana pada Kamis, 3 April 2025 lalu.

Fakta ini diketahui pihaknya dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) dari data yang disetorkan oleh para kepala sekolah, belum termasuk madrasah.

Bukan hanya tidak bisa membaca sama sekali, ada pula yang kesulitan membaca dan mengeja rendah. (Annisa Zahro)

Khanif Lutfi
Penulis