Gibran Tak Diutus ke Vatikan, Trust Indonesia: Prabowo Masih Ragu?

fin.co.id - Keputusan Presiden Prabowo Subianto menunjuk mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan menuai sorotan tajam. Trust Indonesia menilai langkah ini sebagai sinyal ketidakpercayaan Prabowo terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Secara seremonial, semestinya Presiden Prabowo menunjuk Wapres Gibran, bukan Jokowi. Kalau tidak dilakukan, itu tandanya Prabowo belum percaya pada kapasitas Wapres Gibran untuk mewakili dirinya,” ujar Direktur Riset Trust Indonesia, Ahmad Fadhli, dalam keterangannya kepada media, Jumat, 25 April 2025.

Menurut Fadhli, ini bukan kali pertama Prabowo terkesan enggan melibatkan Gibran dalam peran-peran strategis. Ia menyebutkan bahwa Prabowo lebih sering tampil sendiri di ruang publik saat menjelaskan kebijakan pemerintahan.

“Ketika ada persoalan pemerintahan, Prabowo yang selalu muncul. Gibran tidak pernah diminta bicara atau memberi penjelasan ke publik. Ini pertanda belum ada kepercayaan penuh dari Prabowo,” tegasnya.

Survei: Kinerja Gibran Dinilai Buruk oleh Key Opinion Leader

Trust Indonesia juga membeberkan hasil survei nasional yang dilakukan pada Maret 2025 terhadap 347 key opinion leader dari 34 provinsi. Hasilnya, 72,6 persen responden mengaku tidak puas terhadap kinerja Wapres Gibran, jauh lebih tinggi dibanding ketidakpuasan terhadap Prabowo yang hanya 50,4 persen.

“Publik melihat langsung aksi Presiden Prabowo di lapangan, seperti saat mengunjungi korban banjir di Bekasi atau mengumumkan bonus THR untuk driver ojek online. Itu membuat apresiasi terhadap Prabowo lebih tinggi,” ungkap Fadhli.

Survei ini menggunakan metode hybrid (offline dan online) dan melibatkan para ahli dari kalangan akademisi, pengamat politik, aktivis, jurnalis, hingga tokoh masyarakat.

Fadhli menyarankan Gibran untuk fokus meningkatkan kapasitas dengan lebih banyak berdiskusi dengan kalangan intelektual dan membaca hasil kajian strategis. Ia juga mendorong Gibran untuk membuka diri terhadap masukan dari lembaga profesional. (*)