Viral

Meja dan Kursi Rusak, Orang Tua Siswi SDN 1 Pasir Tangkil Kecewa Harus Ganti Sendiri

news.fin.co.id - 30/04/2025, 10:26 WIB

Meja dan Kursi Rusak. Image (Istimewa).

fin.co.id - Di balik rutinitas sekolah dasar yang tampak biasa, tersimpan kisah yang menyentuh dan menggugah perhatian. Di SDN 1 Pasir Tangkil, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, seorang siswi kelas 4 tiba-tiba dituding telah merusak meja dan kursi tempat duduknya di kelas. Tuduhan ini mengundang reaksi dari sang ibu, Arta Grace, yang merasa anaknya telah diperlakukan tidak adil.

Menurut Arta, tudingan tersebut tidak berdasar. Ia menjelaskan bahwa kondisi meja dan kursi itu sudah rusak sebelum anaknya mendudukinya. Bahkan, informasi mengenai kerusakan fasilitas itu sebelumnya sudah disampaikan oleh kepala sekolah melalui grup WhatsApp yang diikuti oleh guru dan wali murid. Sayangnya, alih-alih mendapatkan solusi bersama, Arta justru diminta mengganti perabot yang rusak tersebut secara pribadi.

Dengan segala keterbatasan, Arta tetap memenuhi permintaan itu. Ia merogoh kocek hingga Rp 400 ribu untuk membeli meja dan kursi baru. Tak berhenti di situ, ia juga harus mengangkut sendiri perabot tersebut dari rumah ke sekolah. Sebuah pengorbanan besar, mengingat nilai uang sebesar itu menurutnya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga, seperti membeli beras.

Meskipun sempat ada niat baik dari wali murid lain yang ingin membantu secara patungan, Arta menolak. Bagi dirinya, ini bukan sekadar soal mengganti barang rusak, melainkan tentang keadilan dan kepedulian terhadap fasilitas pendidikan yang seharusnya menjadi tanggung jawab pihak sekolah.

Advertisement

"Fasilitas sekolah rusak tapi yang mengganti justru orang tua siswa. Padahal memang sudah rusak dari lama," ucap Arta dengan nada kecewa.

Sementara itu, pihak sekolah belum memberikan keterangan resmi. Wartawan yang mencoba menghubungi Kepala Sekolah SDN 1 Pasir Tangkil belum mendapatkan respons hingga berita ini ditulis.

Kisah ini mencerminkan tantangan nyata dalam dunia pendidikan kita, di mana persoalan sederhana seperti meja dan kursi bisa membuka tabir persoalan yang lebih dalam: soal tanggung jawab, kejujuran, dan empati dalam pengelolaan sekolah.

Aries Setianto
Penulis