fin.co.id - Hubungan antara Amerika Serikat dan China kembali diuji dalam ranah teknologi. Terbaru, pemerintah AS secara resmi melarang penggunaan chip kecerdasan buatan (AI) buatan Huawei, Ascend, di seluruh dunia. Bukan hanya untuk penggunaan domestik, larangan ini berlaku secara global—suatu langkah yang menegaskan keseriusan Washington dalam membatasi akses China terhadap teknologi mutakhir.
Departemen Perdagangan AS menyampaikan bahwa penggunaan chip Ascend, meski dilakukan di luar wilayah Amerika Serikat, tetap dianggap sebagai pelanggaran terhadap peraturan ekspor yang telah diberlakukan. Ini berarti, negara mana pun yang menggunakan chip tersebut bisa terkena sanksi, menjadikan kebijakan ini sebagai instrumen tekanan global terhadap industri semikonduktor China.
Huawei sendiri baru saja memperkenalkan Ascend 920, sebuah chip AI generasi terbaru yang disebut-sebut sebagai alternatif dari chip H20 milik Nvidia. Hal ini tentu bukan kebetulan. Chip H20 sebelumnya menjadi satu-satunya produk Nvidia yang masih dapat dipasarkan ke China sebelum ekspor chip AI dibatasi secara ketat oleh AS bulan lalu.
Langkah ini pun menjadi bagian dari babak lanjutan dalam persaingan panas antara dua kekuatan ekonomi dunia. Meski sebelumnya sempat tercapai kesepakatan untuk menurunkan tarif perdagangan selama 90 hari, kenyataannya tensi di sektor teknologi masih jauh dari kata damai. Keputusan AS ini seakan menjadi sinyal bahwa persaingan bukan hanya soal ekonomi, tapi juga dominasi dalam penguasaan teknologi strategis masa depan.
Bagi Huawei, larangan ini jelas menjadi pukulan. Di satu sisi, perusahaan teknologi asal China tersebut tengah berupaya mengembangkan solusi chip lokal yang dapat bersaing secara global. Di sisi lain, hambatan regulasi seperti ini menjadi tantangan berat dalam mewujudkan ambisi tersebut.
Sementara itu, bagi negara-negara lain yang menjalin kerja sama dengan Huawei, kebijakan ini menimbulkan dilema tersendiri. Antara kebutuhan akan teknologi AI canggih dan risiko terkena sanksi dari AS, pilihan menjadi semakin rumit. Situasi ini sekali lagi memperlihatkan betapa persaingan Amerika Serikat dan China telah menjalar jauh ke luar batas kedua negara, memengaruhi peta geopolitik teknologi global.
Langkah ini bukan hanya mencerminkan persaingan dua raksasa ekonomi, tetapi juga menjadi simbol pergeseran kekuatan global yang semakin dipengaruhi oleh siapa yang lebih unggul dalam penguasaan teknologi canggih seperti AI. Dan tampaknya, persaingan ini masih akan terus berlangsung dengan intensitas yang kian meningkat.