fin.co.id - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke perumahan bersubsidi Grand Permata Residence di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang kerap dilanda banjir, Minggu, 9 Februari 2025.
Maruarar turun langsung meninjau kondisi tersebut setelah menerima pengaduan dari masyarakat. Dalam sidaknya, ia mendapati bahwa banjir sudah menjadi masalah lama di perumahan ini dan berdampak langsung pada penghuni, terutama anak-anak.
Maruarar menegaskan bahwa masalah ini perlu segera ditangani. “Banjir di perumahan bersubsidi ini harus segera diatasi. Pengembang harus bertanggung jawab dalam memperbaiki saluran air. Saya berikan waktu satu bulan untuk melakukan perbaikan,” ungkap Maruarar di sela-sela kunjungan ke Bekasi.
Perumahan bersubsidi seperti Grand Permata Residence menggunakan dana dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang berasal dari APBN.
Oleh karena itu, Maruarar menekankan pentingnya kualitas rumah yang dibangun dengan dana tersebut untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Menurutnya, rumah yang dibangun dengan anggaran negara harus memenuhi standar yang layak dan aman, tanpa adanya masalah lingkungan seperti banjir yang mengganggu kenyamanan penghuninya.
Menteri PKP juga mengungkapkan komitmennya untuk mendukung program 3 Juta Rumah yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. "Kita akan terus mendukung perumahan bersubsidi untuk rakyat dengan memajukan program FLPP, namun bukan dengan kondisi seperti ini. Banjir yang menggenangi perumahan ini harus segera diselesaikan,” tegas Maruarar.
Baca Juga
Penghuni perumahan, termasuk Manalu (31), telah merasakan dampak banjir yang mengganggu aktivitas sehari-hari. “Banjir bisa datang kapan saja dan setinggi pinggang orang dewasa. Kami sangat berharap agar masalah ini bisa segera diatasi,” ujar Manalu, yang sudah tiga tahun tinggal di perumahan tersebut.
Dalam sidaknya, Maruarar juga mengajak pengembang perumahan, PT. Sadra Utama Indo, untuk bertanggung jawab terhadap masalah banjir ini. Pengembang diminta untuk segera membuat saluran air yang lebih baik, terintegrasi dengan sungai yang dekat dengan lokasi perumahan.
“Kami berikan waktu satu bulan untuk perbaikan saluran air ini. Jika perbaikan belum selesai pada Maret, saya akan datang kembali untuk memeriksa,” kata Maruarar.
Pengembang perumahan, PT. Sadra Utama Indo, menyatakan kesiapannya untuk melakukan perbaikan. “Kami siap memperbaiki saluran air yang ada dan berjanji akan menyelesaikan dalam waktu satu bulan,” kata perwakilan pengembang.
Selain itu, Maruarar menekankan bahwa perumahan yang menggunakan KPR FLPP harus mematuhi standar kualitas yang sesuai dengan anggaran dari APBN. Dengan adanya perumahan bersubsidi yang berkualitas, masyarakat berpenghasilan rendah dapat merasakan manfaat langsung dari program ini.
Maruarar mengingatkan bahwa keberhasilan program perumahan bersubsidi tidak hanya ditentukan oleh jumlah rumah yang dibangun, tetapi juga oleh kualitas lingkungan dan fasilitas yang ada di dalamnya. “Kami akan terus mendorong perumahan yang tidak hanya layak huni, tetapi juga aman dan nyaman bagi penghuninya,” pungkasnya.(*)