Internasional

Warga Palestina Sambut Ramadan di Tengah Reruntuhan dan Kelaparan

news.fin.co.id - 01/03/2025, 16:13 WIB

Anak-anak duduk di belakang truk saat warga Palestina berangkat dari bagian utara Gaza untuk meninggalkan Jalur Gaza bagian tengah dan selatan pada 10 November 2023.

fin.co.id - Warga Palestina di Jalur Gaza menyambut bulan suci Ramadan di antara reruntuhan bangunan dan kelaparan akibat 16 bulan perang tanpa henti yang telah mengubah daerah kantong itu menjadi zona bencana.

Sebelum perang, jalan-jalan di Gaza menjadi hidup dengan panggilan untuk shalat yang menandai datangnya Ramadan. Pasar-pasar dihiasi dengan lampu-lampu perayaan dan anak-anak melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an.

Sekarang, tradisi itu hanya tinggal kenangan. Suara adzan tenggelam oleh tangisan para korban, sementara pasar yang dulu ramai kini hanya tinggal tumpukan puing.

Setiap sudut Gaza menyimpan luka-luka perang dengan banyak rumah, masjid, dan sekolah hancur.

Advertisement

Namun, meskipun mengalami penderitaan luar biasa, warga Palestina di Gaza tetap berupaya melestarikan tradisi Ramadan mereka.

Di antara reruntuhan, lentera-lentera digantung, dan mural-mural warna-warni dilukis di dinding-dinding yang hancur, sebagai upaya untuk menghadirkan secercah harapan di antara kenyataan yang suram.

"Kami menciptakan kehidupan dari warna-warna," kata seorang pemuda yang menghiasi jalan-jalan, kepada Anadolu.

"Kami adalah orang-orang yang mencintai kehidupan. Kami menyambut Ramadan dengan harapan bahwa Ramadan akan membawa kedamaian dan keamanan."

Di Khan Younis, Gaza selatan, seorang pria Palestina berdiri di kiosnya yang menjual Qatayef, kue kering tradisional Ramadan yang menjadi makanan pokok ketika berbuka puasa.

Advertisement

“Suasana tahun ini adalah yang tersulit yang pernah kami alami,” katanya kepada Anadolu.

“Tidak ada kegembiraan, tidak ada perayaan. Pada tahun-tahun sebelumnya, genderang akan bergema di jalan-jalan, dekorasi digantung, dan kebahagiaan akan terasa. Tetapi hari ini, semuanya berbeda.”

“Ini adalah tahun tersulit yang pernah kami lalui. Orang-orang telah bangkit dari bawah reruntuhan rumah mereka yang hancur, berduka atas kehilangan orang yang mereka cintai. Semua orang dalam keadaan berduka,” ujarnya, menambahkan.

Kursi kosong saat berbuka puasa

Ramadhan di Gaza kali ini tidak seperti sebelumnya. Pertemuan keluarga yang dulu menjadi ciri khas bulan suci kini dibayangi oleh kesedihan, karena puluhan ribu orang berduka atas orang-orang terkasih yang hilang dalam perang.

Hingga Kamis (27/2), Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa jumlah korban tewas bertambah menjadi 48.365 sejak 7 Oktober 2023.

Advertisement

Khanif Lutfi
Penulis