fin.co.id - Sekitar 20.000 orang berkumpul di Kota Davao, Filipina, melakukan unjuk rasa menuntut pembebasan dan pemulangan mantan presiden Rodrigo Duterte.
Duterte beberapa waktu lalu ditangkap dan saat ini sedang menghadapi persidangan di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait perang melawan narkoba selama masa kepemimpinannya.
Unjuk rasa ini terjadi bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-88 Kota Davao, tempat kelahiran Duterte. Para pendukungnya mengubah acara tersebut menjadi ajang demonstrasi, dengan yel-yel dan doa bersama di Rizal Park, dekat balai kota, untuk mendukung pemulangannya.
Duterte dibawa ke Den Haag, Belanda, pada Rabu 13 Mart lalu setelah ditangkap di Bandara Internasional Manila saat kembali dari Hong Kong.
Ia dituduh bertanggung jawab atas ribuan kematian di luar hukum selama kampanye antinarkoba yang dipimpinnya.
Pada Jumat 15, Duterte menghadiri sidang awal melalui tautan video di Ruang Praperadilan Satu ICC. Sidang yang dipimpin oleh Hakim Julia Antoanella Motoc ini bertujuan untuk mengonfirmasi identitas Duterte, memberitahukan hak-haknya, serta menetapkan tanggal sidang konfirmasi dakwaan.
Baca Juga
Melalui putrinya, Wakil Presiden Sara Duterte, mantan presiden ini menyampaikan pesan kepada para pendukungnya agar tetap tenang. Sara, yang sempat mengunjungi ayahnya di fasilitas penahanan sebelum sidang, menyampaikan pesan Duterte: "Santai saja. Ada akhir dari segalanya. Ada hari pembalasan."
Selama masa jabatan Duterte dari 2016 hingga 2022, setidaknya 6.252 orang dilaporkan tewas dalam operasi antinarkoba yang dilakukan oleh polisi Filipina. Namun, kelompok hak asasi manusia memperkirakan jumlah korban pembunuhan di luar hukum selama perang melawan narkoba mencapai lebih dari 27.000 orang. *
Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (X.com)