Politik

Dasco Minta Dedi Mulyadi Kaji Matang Sebelum Kirim Siswa ke Barak TNI

news.fin.co.id - 30/04/2025, 19:38 WIB

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.

fin.co.id - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengaku belum mengetahui pasti rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengirim siswa bermasalah ke barak TNI. Dasco minta wacana itu dikeji lebih matang lagi.

"Saya belum secara lengkap membaca statement dari Gubernur Jabar (Dedi Mulyadi). Tetapi mungkin hal-gal yang disampaiakan oleh gubenur Jawa Barat mungkin adalah hal-hal baru yang Memang perlu dikaji terlebih dahulu secara matang untuk kemudian dilaksanakan," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 30 April 2025.

Ketua Harian Partai Gerindra ini mengatakan, wacana itu juga harus dibahas oleh DPRD Jabar. Dasco juga belum bisa berkomentar banyak mengenaik rencana Dedi tersebut.

"Ya kalau pemberlakuan itu kan hanya kemudian di daerah Jawa Barat ya, saya juga belum tahu, bagaimana respons dari DPRD Jabar. Tetapi kalau pendapat saya, mungkin kita harus kaji terlebih dahulu secara matang sebelum diterapkan," pungkasnya.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berencana untuk menaruh pelajar bermasalah di Jawa Barat untuk diberikan pendidikan di barak TNI-Polri.

Polisikus Partai Gerindra ini mengatakan pendidikan di barak TNI itu akan berlangsung pada 2 Mei 2025 dengan Kota Bandung sebagai penggagas. Ia bahkan mengatakan sudah meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan TNI untuk kerja sama program pendisiplinan siswa ini.

Ia membeberkan kriteria siswa bermasalah di Jawa Barat yang akan dikirim ke barak TNI-Polri untuk menjalani kegiatan pendisiplinan. Ia menjelaskan para siswa yang akan dikirim ke barak TNI itu mulai dari mulai siswa yang suka tawuran, siswa yang bermain game ponsel seperti mobile legend tak ingat waktu, siswa yang tak patuh orang tua, hingga yang gemar minuman beralkohol.

"Tukang tawuran, tukang mabok, tukang main ML yang kalau malam kemudian tidurnya tidak mau sore, ke orang tua melawan. Melakukan pengancaman," kata Dedi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 29 April 2025.

Selain itu, pelajar yang tidurnya larut, melawan orang tua, dan melakukan pengancaman juga masuk kriteria. Kemudian, berlaku juga bagi pelajar yang suka bikin masalah dan kerap bolos.

Advertisement

"Di sekolah bikin ribut. Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah, ke sekolah enggak nyampe. Kan kita semua dulu pernah gitu ya," katanya.

Dia mengatakan program ini sudah dibicarakan dengan TNI dan Polri serta juga telah didukung para kepala sekolah dan masyarakat.

"Kebijakan ini sangat disetujui oleh orang tua. Dicek di media sosial siapa yang paling mendukung kebijakan saya, rakyat Jabar," ujarnya.

(Anisha Aprilia)

Mihardi
Penulis